Download Audio Rekaman Kajian Ustadz Mohammad Taufik Badri mengenai kisah Hanzhallah
di link berikut
http://www.4shared.com/music/FkHKkA5U/ustadz_taufik3_fiqh_keluarga.html
Malam telah menyelimuti kota Madinah, bintang-bintang yang bertaburan membawa kedamaian dan ketenangan serta mimpi indah, yang jelas malam itu sebenarnya malam biasa, tapi tidak sama sekali bagi Hanzhalah bin Abi Amir radhiyallahu ‘anhu. Hari itu hari dimana mimpinya terwujud, hari yang lama datangnya hari yang lama ditunggunya hari itu Hanzhalah radhiyallahu ‘anhu naik ke pelaminan.
Hanzhalah menikah pada suatu malam yang besok paginya terjadi perang di Uhud.
Hanzhalah minta izin kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk bermalam bersama isterinya. Sementara dia sendiri tidak tahu dengan pasti apakah malam itu malam pertemuan atau justru malam perpisahan. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memberinya ijin untuk menginap malam itu bersama pasangan pengantinnya.
Hanzhalah minta izin kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk bermalam bersama isterinya. Sementara dia sendiri tidak tahu dengan pasti apakah malam itu malam pertemuan atau justru malam perpisahan. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memberinya ijin untuk menginap malam itu bersama pasangan pengantinnya.
Manis macam apakah yang ada pada malam itu ? Rahasia apa yang dipendam hari itu dari Hanzhalah radhiyallahu ‘anhu?
Bersamaan dengan menyembulnya fajar pertama terdengar
gemuruh perang, terdengar seorang menyeru dan mengumumkan jihad.
Beberapa saat dia timbang-timbang antara kenikmatan dunia dan kenikmatan
Akhirat. Akhirnya dia memilih akhirat demi kenikmatannya. Untuk
kemudian menyongsong panggilan jihad dan meninggalkan dunia dengan
segala isinya.
Waktu itu Hanzhalah radhiyallahu ‘anhu masih Junub, belum sempat mandi besar, melesat memenuhi seruan kebenaran, serta melayang tidak menginjak bumi,
Sepasang pengantin malam itu melesat dengan membawa senjatanya untuk bergabung dengan Nabi Shallallohu ‘alaihi wasallam yang sedang menyiapkan barisan Muslimin, meyiapkan hati untuk melakukan transaksi di jalan Allah Hanzhalah masuk pasar surga ………… Perang sangat dahsyat berkemilau dengan serunya pada awalnya kemenagan diraih tapi tatkala pasukan pemanah meninggalkan posisi mereka, keadaan berbalik menjadi kacau dan orang-orang musyrik maju.
Sepasang pengantin malam itu melesat dengan membawa senjatanya untuk bergabung dengan Nabi Shallallohu ‘alaihi wasallam yang sedang menyiapkan barisan Muslimin, meyiapkan hati untuk melakukan transaksi di jalan Allah Hanzhalah masuk pasar surga ………… Perang sangat dahsyat berkemilau dengan serunya pada awalnya kemenagan diraih tapi tatkala pasukan pemanah meninggalkan posisi mereka, keadaan berbalik menjadi kacau dan orang-orang musyrik maju.
Akan tetapi beberapa tentara tetap teguh bertahan
bersama Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam, termasuk di dalamnya
Hanzhalah Dia terus menunjukkan dan membuktikan kecintaannya terhadap
Allah Subhanahu wa Ta’ala Dia maju menghadap Abu Sofyan bin
Harb dengan cepat dia menebas kaki kuda Abu Sofyan dari belakang
sehingga Abu Sofyan terjatuh dia menjatuhkannya dari atas kudanya
seakan-akan dia menjatuhkan kebathilan yang telah mencuri kebenaran dan
kebathilan yang mengacau akidahnya. Pada saat itu datanglah Syaddad bin
Al Aswad membantu Abu Sofyan melawan Hanzhalah ra, untuk kemudian salah
satu dari kedua orang itu bisa membunuh hati yang bersih dengan lemparan
lembing yang tembus Abu Sofyan berteriak “ Hanzhalah dengan Hanzhalah
yang maksudnya dia telah membalaskan dendam anaknya yang terbunuh dalam
perang Badar Hanzhalah ra meninggalkan kita, tetapi bau wangi misik
darinya tetap semerbak menyirami jiwa-jiwa generasi sesudahnya agar jiwa
yang sedang tertidur menjadi bangkit dengan harapan suatu ketika akan
menunggangi kuda-kuda Syahid.
Tanah menjadi suci dengan kemanten kita tadi lalu
perang usai mereka yang telah melakukan transaksi telah menjajakan semua
barangnya mereka membawa hati mereka dalam genggaman untuk diterima
atau ditolak oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sesuai dengan kehendak-Nya.
Mereka yakin bahwa kesungguhan/kejujuran pada waktu
itu adalah kekayaan yang paling berharga Dan siapa yang sungguh- sungguh
jujur dengan Allah niscaya tidak akan sia-sia.
Para Sahabat radhiyallahu ‘anhu yang masih
tersisa mulai mencari saudara-saudara mereka yang masih menanti janji
dari langit memilah-milah siapa yang lebih dahulu ke langit. Tangan
mereka yang berusaha menyentuh jasad Hanzhalah ra yang berlumur darah
mereka kagum adanya rintik rintik air mengalir dari dahinya seperti
butiran-butiran mutiara dan berjatuhan dari sela-sela rambutnya. Ini
tentu menjadi misteri Apa maksudnya sampai kemudian para sahabat
mendengar suara Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :“Sungguh
Aku melihat Malaikat memandikan Hanzhalah bin Amir ra antara langit dan
bumi dengan air awan dalam bejana terbaut dari perak.”
Sesungguhnya Allah telah membeli jiwa dan harta orang-orang yang beriman dengan mendapatkan harga surga. Selamat wahai anda Hanzhalah anda telah mendapat surga. Orang-orang Aus, Suku Hanzhalah sangat bangga dengannya karena dari suku mereka ada yang dimandikan Malaikat
Sesungguhnya Allah telah membeli jiwa dan harta orang-orang yang beriman dengan mendapatkan harga surga. Selamat wahai anda Hanzhalah anda telah mendapat surga. Orang-orang Aus, Suku Hanzhalah sangat bangga dengannya karena dari suku mereka ada yang dimandikan Malaikat
Sesungguhnya Hanzhalah radhiyallahu ‘anhu
akan tetap menjadi kebanggaan dan terpatri dalam dada kaum muslimin
bukan hanya untuk Aus saja! Semoga Allah ridha terhadap Hanzhalah bin
Abi Amir radhiyallahu ‘anhu
Artikel: www.kisahislam.net
0 komentar:
Post a Comment