الأصول الستة
للإمام المجدد شيخ الإسلام محمد بن عبد الوهاب
( رحمه الله تعالى )
* الأصول الستة لشيخ الإسلام محمد بن عبد الوهاب – رحمه الله – *
بسم الله الرحمن الرحيم
قال الشيخ – رحمه الله – : من أعجب العجاب وأكبر الآيات الدالة على قدرة الملك الغلاب ؛ ستة أصول بيَّنَها الله تعالى بياناً واضحاً للعوام فوق ما يظن الظانون ، ثم بعد هذا غلط فيها كثير من أذكياء العالم وعقلاء
بني آدم إلا أقل القليل .
Bismillahirrahmannirrahim.
Di antara perkara yang sangat menakjubkan dan sekaligus sebagai tanda yang sangat besar atas kekuasaan Allah subhanahu wata ‘ala adalah enam landasan yang telah Allah subhanahu wata ‘ala terangkan dengan sangat gamblang sehingga mudah dipahami oleh orang-orang awam sekalipun. Namun seiring berlalunya waktu, telah terjadi
penyimpangan dan penyelewengan yang dilakukan oleh orang-orang yang cerdas dan berakal dari kalangan Bani Adam dan sedikit sekali yang selamat dari mereka.
ـــــــــــــ
الأصل الأول
إخلاص الدين لله وحده لا شريك له ، وبيان ضده الذي هو الشرك بالله ، وكون أكثر القرآن في بيان هذا الأصل من وجوه شتى ، بكلام يفهمه أبلد العامة ، ثم لما صار على أكثر الأمة ما صار ، أظهر لهم الشيطان
الإخلاص في صورة تنقص الصالحين ، والتقصير في حقهم ، وأظهر لهم الشرك بالله في صورة محبة الصالحين واتِّباعهم .
Landasan Pertama
Mengikhlaskan (memurnikan) ibadah hanya untuk Allah subhanahu wata ‘ala, tiada sekutu bagi-Nya yang lawannya adalah syirik. Banyak ayat-ayat Al Qur’an yang menjelaskan landasan tersebut dengan bahasa yang mudah dipahami oleh orang awam yang paling bodoh sekalipun. Kemudian seiring berjalannya waktu, tatkala terjadi
perubahan pada mayoritas masyarakat, setan menampakkan kepada mereka keikhlasan dalam bentuk penghinaan kepada orang-orang shalih dan merendahkan hak-hak mereka serta menampakkan kesyirikan kepada Allah subhanahu wata ‘ala dalam bentuk kecintaan kepada orang-orang shalih dan pengikut mereka.
ــــــــــــ
الأصل الثاني
أمر الله بالاجتماع في الدين ونهى عن التفرق فيه ، فبين الله هذا بياناً شافيا تفهمه العوام ، ونهانا أن نكون كالذين تفرقوا واختلفوا قبلنا فهلكوا ، وذكر أنه أمر المرسلين بالاجتماع في الدين ونهاهم عن التفرق فيه .
ويزيده وضوحاً ما وردت به السنة من العجب العجاب في ذلك ، ثم صار الأمر إلى أن الافتراق في أصول الدين وفروعه هو العلم والفقه في الدين ، وصار الأمر بالاجتماع في الدين لا يقول به إلا زنديق أو مجنون !
Landasan Kedua
Allah subhanahu wata ‘ala memerintahkan kita bersatu dalam menjalankan agama-Nya dan melarang bercerai-berai. Allah subhanahu wata ‘ala telah menjelaskan masalah
tersebut dengan gamblang sehingga bisa dipahami oleh orang awam sekalipun. Dia melarang kita mengikuti orang-orang sebelum kita, yang bercerai-berai dan berselisih
sehingga mereka binasa. Hal tersebut juga dijelaskan dalam as-sunnah. Namun di kemudian hari, bercerai-berai dalam pokok-pokok agama dan cabang-cabangnya dianggap sebagai ilmu dan pengetahuan agama, sedangkan bersatu dalam menjalankan agama malah dianggap sebagi sesuatu yang hanya pantas dilontarkan oleh orang-orang zindiq atau gila.
ـــــــــــــ
الأصل الثالث
أن من تمام الاجتماع : السمع والطاعة لمن تأمر علينا ، ولو كان عبدا حبشيا ، فبـيَّن الله(1) هذا بياناً شافياً كافياً بوجوه من أنواع البيان شرعاً وقدراً ، ثم صار هذا الأصل لا يُعرف عند أكثر ممن يدعي العلم فكيف
العمل به ؟!
Landasan Ketiga
Sesungguhnya untuk lebih menyempurnakan landasan yang kedua, yaitu bersatu dalam menjalankan agama, diperlukan sikap mau mendengar dan taat kepada para pemegang pemerintahan, walaupun ia seorang budak Habsyi. Allah subhanahu wata ‘ala telah menjelaskan hal ini dengan penjelasan yang indah, lengkap dan sempurna, baik dari sisi syar’i maupun qadari, sehingga tidak membutuhkan penjelasan lagi. Kemudian perkara ini berubah menjadi satu hal yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang yang mengaku berilmu. Oleh karena itu, bagaimana mereka bisa mengamalkannya?
ـــــــــــــ
الأصل الرابع
بيان العام والعلماء ، والفقه والفقهاء ، وبيان من تشبه بهم وليس منهم . وقد بين الله هذا الأصل في أول سورة البقرة من قوله : } يَا بَنِي إِسْرائيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُم { (البقرة: من الآية40) ، إلى قوله
قبل ذكر إبراهيم – عليه السلام – : } يَا بَنِي إِسْرائيلَ اذْكُرُوا { (البقرة: من الآية122) كالآية الأولى ، ويزيده وضوحاً : ما صرَّحتْ به السنة في هذا من الكلام الكثير البيِّن الواضح للعامي البليد ، ثم صار هذا أغرب
الأشياء ! وصار العلم والفقه هو البدع والضلالات ، وخيار ما عندهم :لبس الحق بالباطل ! وصار العلم الذي فرضه الله على الخلق ومدحه ، لا يتفوه به إلا زنديق أو مجنون ! ، وصار من أنكره وعاداه وجدَّ في
التحذير عنه ، والنهي عنه ؛ هو الفقيه العالم !! .
Landasan Keempat
Landasan keempat ini berisi penjelasan tentang ilmu dan ulama, fiqih dan ahli fiqih serta orang yang berlagak seperti mereka namun tidak termasuk golongan mereka. Allah subhanahu wata ‘ala telah menjelaskan landasan ini dalam awal surat Al-Baqarah dalam firman-Nya, “Hai Bani Israil, ingatlah kalian kepada nikmat-Ku yang Aku berikan kepada kalian dan penuhilah janji-Ku, niscaya Aku penuhi janji kalian.” (QS. Al-Baqarah: 40) sampai firman-Nya, “Hai, Bani Israil, ingatlah nikmat-Ku yang Aku berikan kepada kalian dan sesungguhnya Aku telah melebihkan kalian atas seluruh manusia.” (QS. Al-Baqarah: 122)
Sunnah Nabi shalallahu alaihi wasalam juga menjelaskan hal ini sehingga menjadi semakin jelas dan gamblang bagi orang awam yang bodoh sekalipun. Akan tetapi, di
kemudian hari perkara ini menjadi sesuatu yang paling asing, ilmu dan fiqih dianggap sebagai bid’ah dan kesesatan. Pilihan terbaik menurut mereka adalah mengaburkan antara yang haq dan yang batil. Mereka menganggap ilmu yang wajib dipelajari manusia dan pujian bagi orang-orang yang berilmu hanyalah bualan orang-orang zindiq atau gila, sedangkan orang yang mengingkari dan memusuhi ilmu serta melarang orang-orang yang mempelajarinya dianggap sebagai orang yang faqih dan ‘alim.
ـــــــــــــ
الأصل الخامس
بيان الله سبحانه للأولياء ، وتفريقه بينهم وبين المتشبهين بهم من أعدائه المنافقين والفجار . ويكفي في هذا آية ( آل عمران ) ، وهي قوله تعالى : } قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ { (آل عمران:31) ،
والآية التي في المائدة وهي قوله تعالى : } يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ { (المائدة: من الآية54) ، وآية في سورة يونس وهي قوله : } أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ * الَّذِينَ آمَنُوا
وَكَانُوا يَتَّقُونَ { (يونس:62-63) ، ثم صار الأمر عند أكثر من يدعي العلم وأنه من هُداة الخلق ، وحفاظ الشرع ، إلى أن الأولياء لا بد فيهم من ترك اتباع الرسول ، ومن اتبعه فليس منهم ! ولا بد من ترك الجهاد ،
فمن جاهد فليس منهم ! ولا بد من ترك الإيمان والتقوى ! فمن تقيد بالإيمان والتقوى ، فليس منهم ! يا ربنا إن نسألك العفو والعافية ، إنك سميع الدعاء .
Landasan Kelima
Landasan kelima ini berisi penjelasan tentang wali-wali Allah subhanahu wata ‘ala dan perbedaan mereka dengan musuh-musuh Allah subhanahu wata ‘ala dari kalangan
orang-orang munafik dan orang-orang jahat yang menyerupai mereka. Dalam masalah ini cukuplah kita memperhatikan satu ayat dari surat Ali ‘Imron yakni firman-Nya,
“Katakanlah, Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian.” (QS. Ali ‘Imron: 31) dan satu ayat dalam surat Al-Maidah yakni firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman, siapa di antara kalian yang murtad dari agama Allah, maka Allah akan mendatangkan satu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya.” (QS. Al-Maidah: 54) serta satu ayat dalam surat Yunus yakni firman-Nya, “Ketahuilah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak akan merasa ketakutan dan tidak pula merasa bersedih hati (yakni) orang-orang yang beriman dan mereka tetap bertakwa.” (QS. Yunus: 62-63)
Kemudian makna wali-wali Allah subhanahu wata ‘ala ini diubah oleh mereka yang mengaku memiliki ilmu dan sanggup memberi petunjuk kepada manusia serta menguasai ilmu-ilmu syari’at. Mereka menganggap bahwa wali-wali Allah subhanahu wata ‘ala adalah mereka yang meninggalkan teladan para rasul, sedangkan yang
meneladani para rasul bukan termasuk wali-wali. Selain itu, menurut mereka, para wali adalah mereka yang meninggalkan jihad, keimanan dan ketakwaan kepada Allah
subhanahu wata ‘ala. Barangsiapa yang berjihad, beriman dan bertakwa kepada Allah subhanahu wata ‘ala, maka dia bukan termasuk wali.
Ya Allah, kami mohon kepada-Mu ampunan dan keselamatan (dari anggapan sesat mereka). Sesungguhnya Engkau Maha Mengabulkan doa.
ـــــــــــــ
الأصل السادس
ردُّ الشبهة التي وضعها الشيطان ، في ترك القرآن والسنة ، واتباع الآراء والأهواء المتفرقة المختلفة ، وهي : أن القرآن والسنة لا يعرفهما إلا المجتهد المطلق ؛ والمجتهد هو : الموصوف بكذا و كذا ، أوصافاً لعلها لا
توجد تامة في أبي بكر وعمر ! فإن لم يكن الإنسان كذلك ؛ فلْيُعرِضْ عنهما فرضاً حتماً لا شك ولا إشكال فيه ، ومن طلب الهدى منهما ؛ فهو إما زنديق ، وإما مجنون ، لأجل صعوبة فهمهما !! فسبحان الله وبحمده :
كم بيَّن الله سبحانه شرعاً وقَدَرَاً ، خلقاً وأمراً في رد هذه الشبهة الملعونة من وجوه شتى ، بلغت إلى حدِّ الضروريات العامة } وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ { (الأعراف: من الآية187)، } لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلَى أَكْثَرِهِمْ
فَهُمْ لا يُؤْمِنُونَ * إِنَّا جَعَلْنَا فِي أَعْنَاقِهِمْ أَغْلالاً فَهِيَ إِلَى الْأَذْقَانِ فَهُمْ مُقْمَحُونَ { ، إلى قوله : } فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ { (يّـس:7-11) .
Landasan Keenam
Landasan keenam berisi bantahan terhadap syubhat yang dilontarkan oleh setan yang mengajak manusia meninggalkan Al Qur’an dan As Sunnah kemudian mengikuti
pendapat-pendapat hawa nafsu yang beragam. Syubhat yang mereka lontarkan adalah bahwa Al Qur’an dan As Sunnah tidak bisa dipahami kecuali oleh seorang mujtahid, sedangkan mujtahid adalah seseorang yang mempunyai kriteria tertentu yang barangkali tidak akan dapat dimiliki oleh siapa pun, termasuk Abu Bakar dan ‘Umar radhiallahu anhuma. Oleh karena itu, wajib bagi kita meninggalkan Al Quran dan As Sunnah, tidak ragu dan tidak samar lagi. Barangsiapa yang mencari petunjuk dari Al Qur’an dan AsSunnah, maka dia adalah zindiq atau gila, karena ketidakmungkinan memahami keduanya.
Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya. Betapa banyak penjelasan Allah subhanahu wata ‘ala, baik dengan perintah-perintah dan larangan maupun dengan hukum-hukum kauni dalam membantah syubhat yang tercela ini mencakup berbagai seginya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Allah berfirman, “Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman. Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, sehingga mereka tertengadah. Dan Kami beri mereka dinding penutup di hadapan dan di belakang mereka. Kami juga menutup mata mereka sehingga mereka tidak dapat melihat. Sama saja, mereka itu kamu beri peringatan ataukah tidak (mereka tidak mau beriman). Sesungguhnya tugas kamu hanya memberi peringatan kepada mereka yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Allah Yang Maha Pemurah walaupun mereka tidak bisa melihat-Nya. Berilah kabar gembira (kepada orang-orang seperti ini) ampunan dan pahala yang
mulia.” (QS. Yaasin: 7-11)
ـــــــــــــ
Akhirnya, segala puji bagi Allah subhanahu wata ‘ala Robbul ’Alamin, sholawat dan salam semoga terlimpah atas Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam, keluarganya, dan para sahabatnya sampai hari kiamat.
Download Pembahasan kitab Ushulus sittah dari pada pembahasan mukadimah
Download MP3
للإمام المجدد شيخ الإسلام محمد بن عبد الوهاب
( رحمه الله تعالى )
* الأصول الستة لشيخ الإسلام محمد بن عبد الوهاب – رحمه الله – *
بسم الله الرحمن الرحيم
قال الشيخ – رحمه الله – : من أعجب العجاب وأكبر الآيات الدالة على قدرة الملك الغلاب ؛ ستة أصول بيَّنَها الله تعالى بياناً واضحاً للعوام فوق ما يظن الظانون ، ثم بعد هذا غلط فيها كثير من أذكياء العالم وعقلاء
بني آدم إلا أقل القليل .
Bismillahirrahmannirrahim.
Di antara perkara yang sangat menakjubkan dan sekaligus sebagai tanda yang sangat besar atas kekuasaan Allah subhanahu wata ‘ala adalah enam landasan yang telah Allah subhanahu wata ‘ala terangkan dengan sangat gamblang sehingga mudah dipahami oleh orang-orang awam sekalipun. Namun seiring berlalunya waktu, telah terjadi
penyimpangan dan penyelewengan yang dilakukan oleh orang-orang yang cerdas dan berakal dari kalangan Bani Adam dan sedikit sekali yang selamat dari mereka.
ـــــــــــــ
الأصل الأول
إخلاص الدين لله وحده لا شريك له ، وبيان ضده الذي هو الشرك بالله ، وكون أكثر القرآن في بيان هذا الأصل من وجوه شتى ، بكلام يفهمه أبلد العامة ، ثم لما صار على أكثر الأمة ما صار ، أظهر لهم الشيطان
الإخلاص في صورة تنقص الصالحين ، والتقصير في حقهم ، وأظهر لهم الشرك بالله في صورة محبة الصالحين واتِّباعهم .
Landasan Pertama
Mengikhlaskan (memurnikan) ibadah hanya untuk Allah subhanahu wata ‘ala, tiada sekutu bagi-Nya yang lawannya adalah syirik. Banyak ayat-ayat Al Qur’an yang menjelaskan landasan tersebut dengan bahasa yang mudah dipahami oleh orang awam yang paling bodoh sekalipun. Kemudian seiring berjalannya waktu, tatkala terjadi
perubahan pada mayoritas masyarakat, setan menampakkan kepada mereka keikhlasan dalam bentuk penghinaan kepada orang-orang shalih dan merendahkan hak-hak mereka serta menampakkan kesyirikan kepada Allah subhanahu wata ‘ala dalam bentuk kecintaan kepada orang-orang shalih dan pengikut mereka.
ــــــــــــ
الأصل الثاني
أمر الله بالاجتماع في الدين ونهى عن التفرق فيه ، فبين الله هذا بياناً شافيا تفهمه العوام ، ونهانا أن نكون كالذين تفرقوا واختلفوا قبلنا فهلكوا ، وذكر أنه أمر المرسلين بالاجتماع في الدين ونهاهم عن التفرق فيه .
ويزيده وضوحاً ما وردت به السنة من العجب العجاب في ذلك ، ثم صار الأمر إلى أن الافتراق في أصول الدين وفروعه هو العلم والفقه في الدين ، وصار الأمر بالاجتماع في الدين لا يقول به إلا زنديق أو مجنون !
Landasan Kedua
Allah subhanahu wata ‘ala memerintahkan kita bersatu dalam menjalankan agama-Nya dan melarang bercerai-berai. Allah subhanahu wata ‘ala telah menjelaskan masalah
tersebut dengan gamblang sehingga bisa dipahami oleh orang awam sekalipun. Dia melarang kita mengikuti orang-orang sebelum kita, yang bercerai-berai dan berselisih
sehingga mereka binasa. Hal tersebut juga dijelaskan dalam as-sunnah. Namun di kemudian hari, bercerai-berai dalam pokok-pokok agama dan cabang-cabangnya dianggap sebagai ilmu dan pengetahuan agama, sedangkan bersatu dalam menjalankan agama malah dianggap sebagi sesuatu yang hanya pantas dilontarkan oleh orang-orang zindiq atau gila.
ـــــــــــــ
الأصل الثالث
أن من تمام الاجتماع : السمع والطاعة لمن تأمر علينا ، ولو كان عبدا حبشيا ، فبـيَّن الله(1) هذا بياناً شافياً كافياً بوجوه من أنواع البيان شرعاً وقدراً ، ثم صار هذا الأصل لا يُعرف عند أكثر ممن يدعي العلم فكيف
العمل به ؟!
Landasan Ketiga
Sesungguhnya untuk lebih menyempurnakan landasan yang kedua, yaitu bersatu dalam menjalankan agama, diperlukan sikap mau mendengar dan taat kepada para pemegang pemerintahan, walaupun ia seorang budak Habsyi. Allah subhanahu wata ‘ala telah menjelaskan hal ini dengan penjelasan yang indah, lengkap dan sempurna, baik dari sisi syar’i maupun qadari, sehingga tidak membutuhkan penjelasan lagi. Kemudian perkara ini berubah menjadi satu hal yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang yang mengaku berilmu. Oleh karena itu, bagaimana mereka bisa mengamalkannya?
ـــــــــــــ
الأصل الرابع
بيان العام والعلماء ، والفقه والفقهاء ، وبيان من تشبه بهم وليس منهم . وقد بين الله هذا الأصل في أول سورة البقرة من قوله : } يَا بَنِي إِسْرائيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُم { (البقرة: من الآية40) ، إلى قوله
قبل ذكر إبراهيم – عليه السلام – : } يَا بَنِي إِسْرائيلَ اذْكُرُوا { (البقرة: من الآية122) كالآية الأولى ، ويزيده وضوحاً : ما صرَّحتْ به السنة في هذا من الكلام الكثير البيِّن الواضح للعامي البليد ، ثم صار هذا أغرب
الأشياء ! وصار العلم والفقه هو البدع والضلالات ، وخيار ما عندهم :لبس الحق بالباطل ! وصار العلم الذي فرضه الله على الخلق ومدحه ، لا يتفوه به إلا زنديق أو مجنون ! ، وصار من أنكره وعاداه وجدَّ في
التحذير عنه ، والنهي عنه ؛ هو الفقيه العالم !! .
Landasan Keempat
Landasan keempat ini berisi penjelasan tentang ilmu dan ulama, fiqih dan ahli fiqih serta orang yang berlagak seperti mereka namun tidak termasuk golongan mereka. Allah subhanahu wata ‘ala telah menjelaskan landasan ini dalam awal surat Al-Baqarah dalam firman-Nya, “Hai Bani Israil, ingatlah kalian kepada nikmat-Ku yang Aku berikan kepada kalian dan penuhilah janji-Ku, niscaya Aku penuhi janji kalian.” (QS. Al-Baqarah: 40) sampai firman-Nya, “Hai, Bani Israil, ingatlah nikmat-Ku yang Aku berikan kepada kalian dan sesungguhnya Aku telah melebihkan kalian atas seluruh manusia.” (QS. Al-Baqarah: 122)
Sunnah Nabi shalallahu alaihi wasalam juga menjelaskan hal ini sehingga menjadi semakin jelas dan gamblang bagi orang awam yang bodoh sekalipun. Akan tetapi, di
kemudian hari perkara ini menjadi sesuatu yang paling asing, ilmu dan fiqih dianggap sebagai bid’ah dan kesesatan. Pilihan terbaik menurut mereka adalah mengaburkan antara yang haq dan yang batil. Mereka menganggap ilmu yang wajib dipelajari manusia dan pujian bagi orang-orang yang berilmu hanyalah bualan orang-orang zindiq atau gila, sedangkan orang yang mengingkari dan memusuhi ilmu serta melarang orang-orang yang mempelajarinya dianggap sebagai orang yang faqih dan ‘alim.
ـــــــــــــ
الأصل الخامس
بيان الله سبحانه للأولياء ، وتفريقه بينهم وبين المتشبهين بهم من أعدائه المنافقين والفجار . ويكفي في هذا آية ( آل عمران ) ، وهي قوله تعالى : } قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ { (آل عمران:31) ،
والآية التي في المائدة وهي قوله تعالى : } يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ { (المائدة: من الآية54) ، وآية في سورة يونس وهي قوله : } أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ * الَّذِينَ آمَنُوا
وَكَانُوا يَتَّقُونَ { (يونس:62-63) ، ثم صار الأمر عند أكثر من يدعي العلم وأنه من هُداة الخلق ، وحفاظ الشرع ، إلى أن الأولياء لا بد فيهم من ترك اتباع الرسول ، ومن اتبعه فليس منهم ! ولا بد من ترك الجهاد ،
فمن جاهد فليس منهم ! ولا بد من ترك الإيمان والتقوى ! فمن تقيد بالإيمان والتقوى ، فليس منهم ! يا ربنا إن نسألك العفو والعافية ، إنك سميع الدعاء .
Landasan Kelima
Landasan kelima ini berisi penjelasan tentang wali-wali Allah subhanahu wata ‘ala dan perbedaan mereka dengan musuh-musuh Allah subhanahu wata ‘ala dari kalangan
orang-orang munafik dan orang-orang jahat yang menyerupai mereka. Dalam masalah ini cukuplah kita memperhatikan satu ayat dari surat Ali ‘Imron yakni firman-Nya,
“Katakanlah, Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian.” (QS. Ali ‘Imron: 31) dan satu ayat dalam surat Al-Maidah yakni firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman, siapa di antara kalian yang murtad dari agama Allah, maka Allah akan mendatangkan satu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya.” (QS. Al-Maidah: 54) serta satu ayat dalam surat Yunus yakni firman-Nya, “Ketahuilah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak akan merasa ketakutan dan tidak pula merasa bersedih hati (yakni) orang-orang yang beriman dan mereka tetap bertakwa.” (QS. Yunus: 62-63)
Kemudian makna wali-wali Allah subhanahu wata ‘ala ini diubah oleh mereka yang mengaku memiliki ilmu dan sanggup memberi petunjuk kepada manusia serta menguasai ilmu-ilmu syari’at. Mereka menganggap bahwa wali-wali Allah subhanahu wata ‘ala adalah mereka yang meninggalkan teladan para rasul, sedangkan yang
meneladani para rasul bukan termasuk wali-wali. Selain itu, menurut mereka, para wali adalah mereka yang meninggalkan jihad, keimanan dan ketakwaan kepada Allah
subhanahu wata ‘ala. Barangsiapa yang berjihad, beriman dan bertakwa kepada Allah subhanahu wata ‘ala, maka dia bukan termasuk wali.
Ya Allah, kami mohon kepada-Mu ampunan dan keselamatan (dari anggapan sesat mereka). Sesungguhnya Engkau Maha Mengabulkan doa.
ـــــــــــــ
الأصل السادس
ردُّ الشبهة التي وضعها الشيطان ، في ترك القرآن والسنة ، واتباع الآراء والأهواء المتفرقة المختلفة ، وهي : أن القرآن والسنة لا يعرفهما إلا المجتهد المطلق ؛ والمجتهد هو : الموصوف بكذا و كذا ، أوصافاً لعلها لا
توجد تامة في أبي بكر وعمر ! فإن لم يكن الإنسان كذلك ؛ فلْيُعرِضْ عنهما فرضاً حتماً لا شك ولا إشكال فيه ، ومن طلب الهدى منهما ؛ فهو إما زنديق ، وإما مجنون ، لأجل صعوبة فهمهما !! فسبحان الله وبحمده :
كم بيَّن الله سبحانه شرعاً وقَدَرَاً ، خلقاً وأمراً في رد هذه الشبهة الملعونة من وجوه شتى ، بلغت إلى حدِّ الضروريات العامة } وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ { (الأعراف: من الآية187)، } لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلَى أَكْثَرِهِمْ
فَهُمْ لا يُؤْمِنُونَ * إِنَّا جَعَلْنَا فِي أَعْنَاقِهِمْ أَغْلالاً فَهِيَ إِلَى الْأَذْقَانِ فَهُمْ مُقْمَحُونَ { ، إلى قوله : } فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ { (يّـس:7-11) .
Landasan Keenam
Landasan keenam berisi bantahan terhadap syubhat yang dilontarkan oleh setan yang mengajak manusia meninggalkan Al Qur’an dan As Sunnah kemudian mengikuti
pendapat-pendapat hawa nafsu yang beragam. Syubhat yang mereka lontarkan adalah bahwa Al Qur’an dan As Sunnah tidak bisa dipahami kecuali oleh seorang mujtahid, sedangkan mujtahid adalah seseorang yang mempunyai kriteria tertentu yang barangkali tidak akan dapat dimiliki oleh siapa pun, termasuk Abu Bakar dan ‘Umar radhiallahu anhuma. Oleh karena itu, wajib bagi kita meninggalkan Al Quran dan As Sunnah, tidak ragu dan tidak samar lagi. Barangsiapa yang mencari petunjuk dari Al Qur’an dan AsSunnah, maka dia adalah zindiq atau gila, karena ketidakmungkinan memahami keduanya.
Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya. Betapa banyak penjelasan Allah subhanahu wata ‘ala, baik dengan perintah-perintah dan larangan maupun dengan hukum-hukum kauni dalam membantah syubhat yang tercela ini mencakup berbagai seginya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Allah berfirman, “Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman. Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, sehingga mereka tertengadah. Dan Kami beri mereka dinding penutup di hadapan dan di belakang mereka. Kami juga menutup mata mereka sehingga mereka tidak dapat melihat. Sama saja, mereka itu kamu beri peringatan ataukah tidak (mereka tidak mau beriman). Sesungguhnya tugas kamu hanya memberi peringatan kepada mereka yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Allah Yang Maha Pemurah walaupun mereka tidak bisa melihat-Nya. Berilah kabar gembira (kepada orang-orang seperti ini) ampunan dan pahala yang
mulia.” (QS. Yaasin: 7-11)
ـــــــــــــ
Akhirnya, segala puji bagi Allah subhanahu wata ‘ala Robbul ’Alamin, sholawat dan salam semoga terlimpah atas Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam, keluarganya, dan para sahabatnya sampai hari kiamat.
Download Pembahasan kitab Ushulus sittah dari pada pembahasan mukadimah
Download MP3
0 komentar:
Post a Comment