Studi Kritis Kitab Millah ibrahim
Penulis : Abu Muhammad Al Maqdisi
Penerjemah : Abu Sulaiman Aman Abdurahman
Judul indonesia : Millah ibrahim
Dipublikasikan : www.millahibrahim.wordpress.com
Siapakah Penulis?
Abu Muhammad Al Maqdisi yang memiliki nama lengkap 'ashim ibnu Muhammad ibnu Thahir Al butqawi. Dia lahir di desa Burqah daerah Nablis Palestina.
Latar Belakang Pendidikan Penulis
Dia besar di Kuwait dan pada awalnya nerguru dengan Muhammad Surur ibnu Nayif Zainal Abidin tokoh utama kelompok Sururiyyah hingga dia dikeluarkan dari kelompok Muhammad Surur kerena fatwanya yang menyelisihi kelompok tersebut, kemudian dia berguru kepada para pemuda sisa sisa kelompok Juhaiman yang tinggal di Kuwait, dan mengarang beberapa kitab seperti kawassyif jaliyyah. Millah ibrahim Murji'ah Asr dan lainnya, kemudian dia dikeluarkan dari kelompok tersebut karena ketergesaan nya dalam takfir, maka dia menyerang balik kelompok tersebut dengan menulis sebuah risalah kecil yang menyifatkan mereka sebagai "taghut thagut kecil" . Sesudah itu, dia bergabung dengan beberapa person yang ghuluw )melampui batas) dalam takfir (mengkafirkan kaum muslimin) yang mereka tidak shalat di masjid masjid kaum muslimin dan shalat jum'at dipadang pasir (lihat tabdid kawasyif hl 24-25)Penghianatan ilmiyah dengan memotong perkataan Ulama
Al Maqdisi seringkali memotong perkataan perkataan para Ulama guna mendukung hawa nafsunya, diantara contohnya adalah:1. Al maqdisi berkata dalam halaman 38 dari bukunya ini:
"Al alamah ibnu qoyyim rahimahullah berkata"tatkala Allah Subhahu Wa ta'ala melarang kaum muslimin dari loyalitas terhadap orang orangkafir makahal itu menuntut untuk memusuhi mereka, bara' darinya dan terang terangan memusuhi mereka di setiap keadaan"(badaiul fawaid3/69)"
kami katakan
Penulis Telah memotong perkataan ibnu qoyyim . Nas perkataan beliau yang benar adalah:
Firman Allah ta'ala "Janganlah orang orang mukmin mengambil orang orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang orang mukmin. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena Taqiyah (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka"
Dan merupakan perkara yang dimaklumi bahwa Taqiyyah bukanlah muwalah (memberikan loyalitas). Akan tetapi, Tatkala Allah melarang kaum muslimin dari loyalitas terhadap orang orang kafir, maka hal itu menuntut untuk memusuhi mereka, bara darinya dan terang terangan memusuhi mereka disetiap keadaan kecuali jika mereka takut terhadap kejahatan orang orang kafir tersebut maka dibolehkan bagi mereka taqiyyah dan taqiyyah bukan berarti memberikan loyalitas kepada mereka" (badail fawaid 3/575 tahqiq Hisyam 'abdul 'Aziz Ata)
2. Al Maqdisi berkata di dalam halam 39 dari buku ini:
Syaikh ishaq ibnu Abdurahman berkata " Dan kebencian dengan hati ini tidak cukup , akan tetapi harus menampakkan permusuhan dan kebencian -dan beliau menututrkan ayat Al mumtahanah yang lalu, terus berkata- Coba lihatlah penjelasan yang tidak ada penjelasan sesudahnya, dimana dia berkata (nampak diantara kami) yaitu jelas ini adalah idhharud dien , maka wajib terang terangan menyatakan permusuhan dan mengkafirkan mereka secara terang terangan serta memisahkan diri dengan badan. Sedangkan makna 'adawah (permusuhan) keberadaan kamu disuatu lembah dan lawan di lembah yang lain, sebagaimana bahwa asal bara'ah adalah permusuhan (hubungan) dengan hati, lisan dan badan. Hati orang mukmin tidak (mungkin) kosong dari (sikap) memusuhi orang kafir. Dan menjadi inti perselisihan adalah hanya dalam hal penampakan permusuhan..." (ad durur hal 141 juz al jihad)
Kami Katakan:
penulis telah menghilangkan bagian penting dari perkataan As syaikh ishaq ibnu Abdurahman bin Hassan. adapun nas lengkapnya adalah sebagai berikut:
"sesungguhnya asal bara'ah adalah pemutusan (hubungan) dengan hati, lisan dan badan. Dan hati orang mukmin tdak (mungkin ) kosong dari (sikap) memusuhi orang kafir. Dan yang menjadi perselisihan adalah hanya dalam hal penampakan permusuhan: karena sesungguhnya terkadang tersembunyi dengan sebab yang syar'i, yaitu al ikrah (karena dipaksa) dalam keadaan tetap beriman. Dan kadang kadang tersembunyi permusuhan dari orang orang yang lemah yang mempunyai udzur dengan uzur dari yang disebutkan Al Qur'an. Dan terkadang tersembunyi karena maksud dunia, dan ini yang dominan pada kebanyakan manusia, ini tidak tampak darinya persetujuan ." (al durur al saniyyah 10/316 tahqiq Abdurahman ibnu muhammad ibnu qasim)
Meninggalkan Manhaj salaf dalam menafsirkan makna bara'ah (berlepas diri) dari kaum musrikin
penulis kitab ini berlebihan dalam menafsirkan makna bara'ah dari orang orang kafir. Dia menyatakan wajibnya bara'ah dari seluruh orang-orang kafir tanpa terkecuali,bahkan muamalah yang tampak dengan orang orang kafirpun menurutnya haram, penulis berkata di dalam halaman 81-82."Sebab kalau tidak demikian pahala apa yang ditunggu oleh orang yang tidak berdakwah dengan tuntunan nabi sedangkan di telah menelantarkan salah satu syarat yanng agung dari syarat syarat diterimanya amalan, yaitu (ittiba) dan penindasan apa yang akan didapatkan oleh orang yang tidak menampakkan permusuhan terhadap para pelaku penyimpangan, kejahatan dan maksiat serta dia tidak mengumumkan bara'ah dari kemusrikan kemusrikan mereka dan ajaran ajaran mereka yang tertimpang"
Kami Katakan:
Padahal Rasullah biasa bermasalah dengan orang orang kafir dalam hal jual beli barang barang yang mubah dengan mereka, dan memanfaatkan keahlian keahlian mereka.
Ketika Rasullah berangkat hijrah ke Madinah bersama Abu Bakar beliau mengupah seorang kafir dari bani Dil sebagai petunjuk jalan, dan mengantar keduanya sampai ke Madinah (Sahih Al bukhari 2/790)
Rasullah biasa berjual beli dengan orang orang yahudi, bahkan ketika beliau meninggal baju besi beliau masih tergadai di tempat orang Yahudi untuk membeli makanan keluarga (shahih al bukhari 5/141)
Dari 'A'isyah bahwasanya Rasulllah mengirim utusan kepada orang Yahudi untuk membeli oakaian darinya dengan pembayaran di belakang, tetapi orang Yahudi tersebut menolak. (Diriwayatkan oleh At Tirmidzi dalam jami'nya 3/518 dan An nasa'i dalam al mujtaba 7/294 dan dinilai shahiholeh syaikh al bani dalam shahih sunan an nasa'i 3/242)
Syaikh 'abdullah ibnu Abdurahman Al Bassam berkata "Hadist ini menunjukkan tentang bolehnya muamalah jual beli dengan orang orang kafr, dan bahwasanya hal ini tidak termasuk muwalah (loyalitas) kepada mereka".(taudih al ahkam 4/75)
Demikian juga membunuh kafir zimi, mu'ahad, dan musta'min (yang mendapatkan jaminan keamanan) adalah haram, dan telah datang peringatan yang keras tentang hal itu. Al imam Al bukhari telah meriwayatkan di dalam shahihnya: 3166 dari abdullah ibnu Amr dari rasullah bersabda:
"Barang siapa yang membunuh orang kafir mu'ahad maka dia tidak akan mencium bau surga, dan sesungguhnya bau surga bisa didapati dari perjalanan empat puluh tahun"
Mengkafirkan Daulah Tauhid dan membela ahli bid'ah
penulis mencela dan mengkafirkan pemerintah arab saudi membela Juhaim yang mengadakan pemberontakan di al Masjid al Haram tahun 1400 H, dia berkata 33-34."Dan kami saksikan hal ini sangat jelas di negara yang bernama saudi. Sesungguhnya negara ini menipu manusia dengan cara mensponsori tauhid, buku buku tauhid, dan dengan cara memberikan loyalitas bahkan dorongan terhadap para ulama untuk memeranginya (syirik) kuburan, shufiyah, ajimat, pelet(asihan), pohon dan batu batu(yang dikeramatkan) serta lainnya dari hal hal yang tidak dia khawatirkan dan tidak merugikan nya atau mempengaruhi pada politik dalam dan luar negaranya. Dan selama tauhid yang terpilah pilah lagi timpang ini jauh dari para sulthan dan tahta tahta mereka yang kafir itu maka tauhid semacam ini mendapatkan dukungan, bantuan dan sponsor dari mereka. Karena kalau tidak demikian, maka mana tulisan-tulisan Juhaimahn dan yang serupa dengannya rahimahullah yang penuh dan sarat dengan tauhid........??????Kenapa tulisan tulisan itu tidak mendapatkan dukungan dan sponsor pemerintah....??? Padahal belaiau tidak mengkafirkan pemerintah ini dalam tulisan tulisan nya itu ... atau mungkin karena itu adalah tauhid yang menyelisihi selera dan keinginan para Thagut (saudi). berbicara tentang politik serta menyinggung masalah al wala,Al bara', Bai'at dan imarah.
Kami Katakan :
Para Ulama Tarikh sepakat bahwa pendiri Daulah Su'udiyah (negara Arab Saudi) adalah al imam Muhammad ibnu Su'ud, dialah yang membuat sunnah hasanah pada keturunannya di dalam membela agama Allah dan memuliakan para ulama Sunnah (lihat Uswan Al majd karya Bisyr 1/234-235)
Dr munir Al Ajani menyebutkan bahwa pendiri daulah Su'udiyah adalah Muhammad ibnu Su'ud, dengan baiatnya keapda Al syaikh Muhammad ibn abdul wahab untuk mengiklaskan ibadah semata kepada Allah dan ittiba' kepada hukum islam yang shahih di dalam siyasah (politik) daulah, serta menegakkan jihad fi sabilillah.(Tarikh Bilad Arabiyyah su'udiyyah 46-47)
Maka daulah Su'udiyah adalah daulah islamiyah yang ditegakkan untuk menerapkan hukum islam dalam kehidupan dan sekaligus daulah islamiyyah yang membela dakwah salafyah dan menyebarkannya ke seluruh penjuru dunia.
Daulah su'udiyah adalah daulah islamiyyah yang ditegakkan untuk menerapkan hukum islam dalam kehidupan dan sekaligus daulah salfyyah yang membela dakwah salafyah dan menyebarkannya ke seluruh penjuru dunia.
Daulah Su'udiyah menjadikan kitab Allah dan sunnah Rasullah sebagai undang undang dasar daulah sebagaimana termuat dalam surat kabar Ummul-Qura 21 safar 1345 H, "seluruh hukum hukum di saudi berdasarkan atas kitabullah dan sunnah rasullah dan apa yang ditempuh oleh para sahabat dan salafus sholeh"(Syibh al jazirah fi ahd al malik abdul aziz 1/354)
daulah su'udiyah menerapkan syariat islam di seluruh penjuru daulah. diantara hal hal yang tampak dari penerapkan syariat yang bisa dilihat oleh setiap orang yang datang ke negara saudi adalah:
- menjadikan akidah salaf sebagai pelajaran wajib di semua jenjang pendidikan dari tingkat TK hingga perguruan tinggi
- menghilangkan semua hal yang merusak aqidah dan membawa kepada kesyirikkan seperti kubah kubah diatas kubur, berhala berhala dan yang lainnya
- melarang semua pemikiran yang menyelisihi islam seperti rasialisme, sekulerisme, komunisme dan lain sebagainya
- mendirikan hai'ah amar ma'ruf nahi mungkar yang sekaligus mengawasi pelaksanaan hukum hukum dan syi'ar syi'ar islam dan mengingatkan kaum muslimin untuk shalat berjama'ah, membayar zakat dan amalan amalan lainnya
- seluruh mahkamah Su'udiyah berlandasakan hukum hukum islam
- menegakkan hukum hukum had terhadap pelanggaran pelanggaran syar'i seperti qisas, dera , potong tangan dan lainnya Hingga detik ini kami belum pernah melihat negara manapun di dunia yang mampu menegakkan hukum hukum hadkecuali di daulah su'udiyyah (lihat musyahadat fi al al mamlakah al arabiyyah al su'udiyyah karya syaikh Muqbil bin hadi al wadi'i dan asar da'wah salafiyah fi tauhid al mamlakah al arabiyyah al su'udiyyah karya Dr. Hamud ibnu Ahmad Al ruhaili)
Mengikuti Pemikiran khawarij da meninggalkan manhaj para ulama
penulis berkata di dalam hlm 57 dari bukunya ini:"Dan setelah ini hendaklah mereka mengetahui baik baik bahwa orang yang diajak bicara dengan berbagai metode dan umumnya adalah tergolongmetode lemah lembut dan halus, baik lewat jalan risalah risalah, buku buku dan langsung berhadapan lewat perantaraan banyak para du'at serta dijelaskan kepadanya bahwa al hukmu bighairi ma anzalallah adalah kekafiran ... dan dia tahu bahwa tidak boleh baginya berhukum dengan syari'at selain Allah, namun demikian dia tetap ngotot dan bersikukuh....
Kami katakan:
Merupakan perkara yang tidak ada perselisihan antara para ulama terdahulu dan belakangan bahwabarangsiapa yang berhukum dengan selain hukum allah dari undang undang buatan manusia dan hukum hukum jahiliyah, dengan mengingkari wajibnya berhukum dengan hukum Allah, atau berpendapat bahwasanya hukum Allah tidak relevan dengan jaman sekarang,atau berpendapat sama saja dengan hukum Allah atau dengan yang lainnya, maka orang ini keluar dari islam secara keseluruhan.
Demikian juga para ulama Ahlusunah sepakat bahwa siapa saja yang berhukum dengan selain hukum Allah dengan mengakui wajibnya berhukum dengan hukum Allah dan tidadk mengingkarinya, maka dia belum sampai pada kekufuran yang mengneluarkannya dari islam.
adapun pendapat yang mengatakan bahwa setiap yang berhukum dengan selain hukum Allah maka dia kafir keluar dari islam secara mutlak tanpa perincian-mengingkari kewajiban berhukum dengan hukum Allah ataukah tidak-maka itu adalah pendapat khawarij!
Al Jassas berkata "khawarij telah mentakwilkan ayat ini atas pengkafiran siapa saja yang meninggalkan berhukum dengan hukum Allah tanpa mengingkari wajibnya berhukum dengan hukum Allah" (ahkam Al qur'an 2/534). Demikian juga imam al ajuri, ibnu abdil bar, Qadi abu ya'la dan lainnya yang lainnya menisbahkan pendapat ini kepada kelompok khwarij (lihat al hukmm bighairi ma anzalallah hlm.100-101 dan lihat perincian lebih lanjut masalah ini dalam Al tahzir min fitnah al takfir karya syaikh muhammad nasrudin al bani)
penulis telah menyelisihi manhaj salaf di dalam menyikapi penguasa yang tidak berhukum dengan hukum Allah. Diantara contoh sikap salaf di dalam masalah ini adalah ketika terjadi fitnah "al Qur'an adalah mahluk" pada masa pemerintahan al ma'mun waktu itu, almakmun mendakwahkan kepada pemikiran bahwa "al qur'an" adalah mahluk". Pemikiran ini jelas jelas kekufuran dan jelas jelas ini adalah behukum pada selain hukum Allah. ketika al mukmum menyiksa para ulama karena tidak mau mengikuti pemikiran kufur ini, dan banyak ulama besar yang berbicara dengan al ma'mum tentang masalah ini dengan berbagai metode yang lembut dan halus, baik jalan risalah, buku buku, dan langsung berhadapan langsung dengannya. Akan tetapi, bersamaan dengan dengan ini semua. al imam ahmad dan para ulama lain yang disiksa oleh al makmum tidak ada yang mengatakan almakmum adalah kafir dan tidak ada yang mengatakan tidak boleh bekerja di pemerintahannya!!
maka bandingkan manhaj salaf dengan manhaj penulis kitab ini!
Menyelewengkan Manhaj para Nabi
Penulis menekannkan pembahasan makna "millah ibrahim" hanya dalam pokok yang kedua yang berlepas diri dari kaum musrikin dan menelantarkan pokok yang pertama yaitu realisasi tauhid. Dia berkata di dalam hlm.84:Dan begitulah dakwah para nabi dan para rasul. Tidak ada pada mereka kondisi-kondisi yang sakit yang kita alami masa kini berupa berbaurnya tukang kayu bakar dengan tukang panah, orang baik dengan orang buruk, mudhahanah dan mujasalah
(duduk duduk) orang orang berjenggot dengan orang fusuq dan fujur, penghormatan terhadap mereka , penghargaannya terhadap mereka serta pengedepan mereka ataas orang orang yang bertakwa dan shalihin .. padahal mereka itu saling terang terangan menapakkan kebencian terhadap dien ini dan memusuhinya dengan berbagai cara selalu menunggu nunggu bencana yang menimpa alhlul dien. Akan tetapi dakwah para nabi itu adalah bara'ah yang jelas dari kaum kaumnya yang bathil, tidak ada pertemuan ditengah jalan serta tidak ada mudahanah dan mujamalah dalam menyampaikan syari'at Allah.
Kami katakan :
Padahal dakwah para nabi dan rasul adalah mengingatkan seluruh umat manusia kepada hikmah penciptaan mereka yaitu agar mereka beribadah keapda Allah semata, mengagungkan -Nya, menyucikanNya dari segala kekurangan, sekutu dan tandingan tandinganNya, Allah berfirman:
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku"(Qs. Az zariat 56)
karena itulah tauhid uluhiyah adalah prioritas uatama dari dakwah semua rasul sejak rasul yang pertama, yakni Nuh hingga yang terakhir, yakni muhammad dan merupakan sebab utama pergulatan semua rasul dengan kaumnnnya, dan merupakan sebab ujian bagi mereka untuk meniti kedudukan yang tinggi di sisi Allah, Allah berfirman yang artinya:
" dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):"sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu" maka diantara umat itu ada orang orang yang diberi petunjukoleh Allah da adapula diantaranya orang orang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang orang yang mendustakan (rasul-rasul).(Qs. An nahl 36)
Maka Tauhid Uluhiyah adalah dakwah seluruh para nabi, maka tauhid adalah asas terpenting dari risalah yang mereka bawa kepada umat manusia di semua keadaan, tempat dan zaman.
Penutup
inilah sedikit kami paparkan dari studi kritis terhadap buku millah ibrahim karangan Al maqdisi, untuk merujuk lebih detail bantahan kitab ini bisa merujuk pada kitab Al radd ala kitab Al Maqdisi karya syaikh profesor Dr. Muhammad ibnu Umar Bazmul setebal 47 halaman.(diambil dengan sedikit ringkasan tanpa mengubah isi dan makna dari majalah Al furqon no 143 edisi 7 tahun ke 13)
Catatan:
penjelasan siapa Surur dan surury:
(syaikh Shalih Al Fauzan berkata"orang ini -muhammad Surur- hendak menyesatkan para pemuda islam dengan perkataan ini,memalingkan mereka dari kita kitab aqidah yang sahihah dan dari kitab-kitab salaf, dan dia arahkan para pemuda islam kepada pemikiran pemikiran baru, dan kitab kitab baru yang mengandung subhat subhat" -aljwibah mufidah an as ilat al manahij al jadidah hlm 55-56-)
penjelasan selengkap siapa sururi??
0 komentar:
Post a Comment