Showing posts with label Riadus Sholihin. Show all posts
Showing posts with label Riadus Sholihin. Show all posts

Saturday, May 24, 2014

Saling Membunuh Masuk Surga




- وعن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "يضحك الله سبحانه
وتعالى إلى رجلين يقتل أحدهما الآخر يدخلان الجنة، يقاتل هذا في سبيل الله فيقتل، ثم يتوب الله
على القاتل فيسلم فيستشهد" ((متفق عليه)) .

. Dan dari Abu Hurairah . bahwasanya Rasulullah . bersabda:
"Allah Subhanahu wa Ta'ala tertawa - merasa senang - kepada dua orang yang
seorang membunuh pada lainnya, kemudian keduanya dapat memasuki syurga. Yang
seorang itu berperang fisabilillah kemudian ia dibunuh, selanjutnya Allah menerima taubat
atas orang yang membunuhnya tadi, kemudian ia masuk Islam dan selanjutnya dibunuh
pula sebagai seorang syahid." (Muttafaq 'alaih)

Syarah atau penjelasan hadist diatas dapat disimak di link dibawah ini:
Download MP3

Wednesday, May 21, 2014

Hadiah untuk Pecinta Dunia



Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Kami mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
(( مَنْ كانت الدنيا هَمَّهُ فَرَّق الله عليه أمرَهُ وجَعَلَ فَقْرَهُ بين عينيه ولم يَأْتِه من الدنيا إلا ما كُتِبَ له، ومن كانت الآخرةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللهُ له أَمْرَهُ وجَعَلَ غِناه في قَلْبِه وأَتَتْهُ الدنيا وهِيَ راغِمَةٌ
“Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)
HR Ibnu Majah (no. 4105), Ahmad (5/183), ad-Daarimi (no. 229), Ibnu Hibban (no. 680) dan lain-lain dengan sanad yang shahih, dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, al-Bushiri dan syaikh al-Albani

Download MP3

Monday, May 12, 2014

Penjelasan Hukum Rajam


Seseorang didatangkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berada di masjid maka dia memanggil beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sesungguhnya saya telah berzina.” Maka beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berpaling darinya sehingga orang itu mendatangi beliau shallallahu ‘alaihi wasallam hingga 4 kali. Maka tatkala dia telah mempersaksikan dirinya sebanyak 4 kali Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memanggilnya dan bertanya, “Apakah kamu punya penyakit gila?” dia menjawab, “Tidak.” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya lagi, “Apakah kamu telah menikah?” diam menjawab, “Iya.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Bawalah dia pergi dan rajamlah.” (Disepakati oleh Bukhari dan Muslim)

Telah banyak muncul orang orang yang mengembar gemborkan penegakan hukum islam, termasuk didalamnya syari'at rajam, namun ketika ditanya seputar rajam masih belum tau
adapula komentar komentar miring seputar penegakan Hukum rajam pada sebuah negara yang mana hukum rajam di gambarkan sebagai hukum yang sangat keji.
untuk mengetahui bagaimana syari'at rajam ada baiknya anda mendengarkan rekaman kajian MP3 di link dibawah ini
Download Mp3

Sunday, April 27, 2014

Taubat Ka'ab bin malik jilid 2


Download Rekaman Kajian Ka'ab bin Malik tentang perjalan taubatnya, kajian disampaikan oleh Ustadz Abu hazim, selengkapnya untuk mendapatkan faidah kajian tersebut silakan download rekaman MP3 di link di bawah ini:
Download MP3

Dari Abdullah bin Ka’ab bin Malik –dialah yang menuntun Ka’ab ketika telah buta dari sekian banyak anaknya- dia berkata, “Saya mendengar Ka’ab bin Malik (yakni ayahnya) bercerita mengenai kisahnya ketika tertinggal dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam perang Tabuk. Ka’ab berkata:

“Saya tidak pernah tertinggal dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam satu peperangan pun kecuali perang Tabuk. Walaupun saya juga tertinggal dari perang Badr, tetapi ketahuilah sesungguhnya tidak ada seorang pun yang tertinggal dari peperangan tersebut yang dicela. Hal ini karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kaum muslimin keluar pada perang Badr hanya untuk menghadang kafilah dagang Quraisy. Hingga akhirnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mempertemukan antara kaum muslimin dan musuh mereka dengan tanpa perjanjian. Saya juga telah menyaksikan malam Aqabah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika kami berbai’at di atas Islam. Hal itu lebih saya senangi daripada saya ikut perang Badr walaupun perang Badr itu lebih banyak disebut-sebut orang.

Dulu, berita yang tersebar mengenai diri saya ketika tertinggal dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada perang Tabuk bahwa saya tidaklah lebih kuat dan lebih lapang untuk berperang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada saat itu. Padahal demi Allah, saya belum pernah memiliki dua unta dan saya memilikinya pada perang tersebut. Tidaklah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika hendak berperang kecuali selalu beliau samarkan dengan yang lain. Dalam perang ini beliau berperang pada musim panas dan menempuh perjalanan jauh melewati gurun yang gersang untuk menghadapi pasukan yang besar. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan kepada kaum muslimin tentang perkara ini agar mereka menyiapkan persiapan perang. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan kepada manusia maksud beliau. Kaum muslimin yang mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat banyak sehingga tidak seorangpun yang sanggup mencatatnya.

Maka orang-orang yang absen darinya sangatlah sedikit. Mereka yang absen menyangka bahwa keadaan mereka yang sebenarnya tidak akan diketahui oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selama tidak turun wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menerangkan hal tersebut.” Kata Ka’ab.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan perang tersebut ketika musim kurma telah siap panen di mana ketika itu saya cenderung kepadanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama kaum muslimin telah bersiap-siap sedangkan saya merencanakan besok saja. Saya pulang dan masih belum menyiapkan persiapan perang sama sekali. “Saya mampu untuk berperang kapanpun saya berkehendak,” kataku di dalam hati.

Akan tetapi keadaan seperti itu terus berlarut hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kaum muslimin berangkat. Adapun saya, masih tetap belum menyiapkan sesuatu pun. Saya kembali pulang dan belum juga bersiap-siap. Keadaan tersebut terus berlarut sampai saya benar-benar tertinggal dari pasukan. Saya lalu bertekad untuk berangkat dan menyusul. Coba kalau dulu saya melakukannya?! Hingga akhirnya saya tetap tidak bisa mengikuti peperangan itu.

Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berangkat saya sangat bersedih sekali di mana ketika itu saya keluar, saya tidak mendapatkan seorangpun dari kaum muslimin, kecuali beberapa orang yang terkenal dengan tuduhan kemunafikan atau orang-orang lemah yang diberi maaf oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk tidak ikut berperang.

Ketika itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sama sekali tidak menyebut-nyebut nama saya sehingga beliau sampai di Tabuk. Sesampainya beliau di Tabuk ketika sedang duduk-duduk bersama kaum muslimin, baru Beliau bertanya, “Apa yang diperbuat Ka’ab bin Malik?”

“Yaa Rasulullah, dia terhalang oleh kain mantelnya dan hanya melihat-lihat mantel itu,” kata seorang dari Bani Salamah.

“Jelek benar apa yang kamu katakan, demi Allah wahai Rasulullah, kami tidak mengenal dirinya kecuali kebaikan,” balas Mu’adz bin Jabal kepada orang tersebut.

Rasulullah terdiam, dalam keadaan seperti itu tiba-tiba Beliau melihat seorang laki-laki yang tidak begitu jelas karena terpengaruh adanya fatamorgana.

“Itu adalah Abu Khaitsamah.” Kata Rasulullah.

Ternyata benar, dia Abu Khaitsamah Al Anshory yang pernah bershodaqoh dengan satu sho’ kurma (kurang lebih 2,5 kg) di mana ketika itu orang-orang munafik mencelanya.

Ka’ab bin Malik kemudian melanjutkan ceritanya.

Ketika sampai kabar pada saya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah pulang dari Tabuk maka datanglah kesedihanku dan hampir saja saya hendak berdusta kepada beliau untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada diri saya agar terlepas dari kemarahan beliau. Saya pun sudah berusaha untuk meminta pendapat seluruh keluarga saya dalam mencari alasan. Setelah ada berita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam benar-benar telah datang, hilanglah segala keinginanku untuk berdusta karena saya yakin bahwasanya saya tidak akan selamat selama-lamanya. Maka saya bertekad untuk berkata dengan sejujurnya.

Keesokan harinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang. Sudah menjadi kebiasaan beliau bila datang dari safar selalu shalat dua rakaat di masjid kemudian duduk berbincang-bincang dengan para sahabat. Pada saat itu datanglah orang-orang yang tidak ikut berperang untuk mengajukan alasan-alasan mereka disertai dengan sumpah kepada beliau yang jumlahnya sekitar 80 orang lebih. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menerima alasan mereka sesuai dengan apa yang mereka nampakkan. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membai’at dan memintakan ampun untuk mereka serta menyerahkan apa yang ada di batin mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ketika saya menghadap dan mengucapkan salam kepada beliau, beliau tersenyum sinis kepada saya dan bersabda, “Kemari!!”

Saya pun datang mendekat dan duduk di hadapan beliau.

“Apa yang menyebabkan kamu tidak ikut perang ini, bukankah kamu telah menyiapkan kendaraan?” tanya beliau.

“Yaa Rasulullah, demi Allah seandainya saya duduk di hadapan penduduk bumi ini selain engkau pasti saya akan beralasan agar selamat dari kemarahannya karena saya orang yang pandai berdebat. Tetapi demi Allah, seandainya saya berdusta pada hari ini sehingga engkau ridha, pasti Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membuat engkau marah kepada saya. Namun seandainya saya jujur niscaya engkau akan marah pada saya, tetapi saya tetap mengharapkan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk memberikan akibat yang baik. Demi Allah, saya tidak mempunyai udzur. Demi Allah tidaklah sebelumnya saya lebih kuat dan mampu dari pada ketika saya tidak ikut berperang bersama engkau,” jujur Ka’ab.

Friday, April 11, 2014

Kisah Taubat Ka'ab bin Malik


Link download kajian mengenai "kisah taubat Ka'ab bin Malik" bersama ustadz Abu hazim
Download MP3

Dari Abdullah bin Ka'ab bin Malik dan ia - yakni Abdullah -adalah pembimbing
Ka'ab r.a. dari golongan anak-anaknya ketika Ka'ab - yakni ayahnya itu - sudah buta matanya,
katanya: "Saya mendengar Ka'ab bin Malik r.a. menceriterakan perihal peristiwanya sendiri
ketika membelakang - artinya tidak mengikuti - Rasulullah s.a.w. dalam peperangan Tabuk."
Ka'ab berkata: "Saya tidak pernah membelakang - tidak mengikuti - Rasulullah s.a.w.
dalam suatu peperanganpun kecuali dalam peperangan Tabuk. Hanya saja saya juga pernah
tidak mengikuti dalam peperangan Badar, tetapi beliau s.a.w. tidak mengolok-olokkan
seseorangpun yang tidak mengikutinya itu - yakni Badar. Hanyasanya Rasulullah s.a.w.
keluar bersama kaum Muslimin menghendaki kafilahnya kaum Quraisy, sehingga Allah
Ta'ala mengumpulkan antara mereka itu dengan musuhnya dalam waktu yang tidak
tertentukan. Saya juga ikut menyaksikan bersama Rasulullah s.a.w. di malam 'aqabah di
waktu kita berjanji saling memperkokohkan Islam dan saya tidak senang andaikata tidak
mengikuti malam 'aqabah itu sekalipun umpamanya saya ikut menyaksikan peperangan
Badar dan sekalipun pula bahwa peperangan Badar itu lebih termasyhur sebutannya di
kalangan para manusia daripada malam 'aqabah tadi. Perihal keadaanku ketika saya tidak
mengikuti Rasulullah s.a.w. dalam peperangan Tabuk ialah bahwa saya sama-sekali tidak
lebih kuat dan tidak pula lebih ringan dalam perasaanku sewaktu saya tidak mengikuti
peperangan tersebut. Demi Allah saya belum pernah mengumpulkan dua buah kendaraan
sebelum adanya peperangan Tabuk itu, sedang untuk peperangan ini saya dapat
mengumpulkan keduanya. Tidak pula Rasulullah s.a.w. itu menghendaki suatu peperangan,
melainkan tentu beliau berniat pula dengan peperangan yang berikutnya sehingga sampai
terjadinya peperangan Tabuk. Rasulullah s.a.w. berangkat dalam peperangan Tabuk itu
dalam keadaan panas yang sangat dan menghadapi suatu perjalanan yang jauh lagi harus
menempuh daerah yang sukar memperoleh air dan tentulah pula akan menghadapi musuh
yang jumlahnya amat besar sekali. Beliau s.a.w. kemudian menguraikan maksudnya itu

Friday, April 4, 2014

Kisah Batosai Si Pembantai

Download Rekaman kajian Mengenai kisah perjalan taubat seorang pembunuh 100 nyawa. Dapatkan faidah pembahasan kisah tersebut dengan klik link di bawah ini:

Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim rahimahumallah meriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri, Sa’id bin Malik bin Sinan radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كَانَ فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ رَجُلٌ قَتَلَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ نَفْسًا فَسَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الْأَرْضِ فَدُلَّ عَلَى رَاهِبٍ فَأَتَاهُ فَقَالَ إِنَّهُ قَتَلَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ نَفْسًا فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ؟ فَقَالَ: لاَ. فَقَتَلَهُ فَكَمَّلَ بِهِ مِائَةً ثُمَّ سَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الْأَرْضِ فَدُلَّ عَلَى رَجُلٍ عَالِمٍ فَقَالَ إِنَّهُ قَتَلَ مِائَةَ نَفْسٍ فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ؟ فَقَالَ: نَعَمْ، وَمَنْ يَحُولُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ التَّوْبَةِ، انْطَلِقْ إِلَى أَرْضِ كَذَا وَكَذَا فَإِنَّ بِهَا أُنَاسًا يَعْبُدُونَ اللهَ فَاعْبُدِ اللهَ مَعَهُمْ وَلاَ تَرْجِعْ إِلَى أَرْضِكَ فَإِنَّهَا أَرْضُ سَوْءٍ. فَانْطَلَقَ حَتَّى إِذَا نَصَفَ الطَّرِيقَ أَتَاهُ الْمَوْتُ فَاخْتَصَمَتْ فِيهِ مَلاَئِكَةُ الرَّحْمَةِ وَمَلاَئِكَةُ الْعَذَابِ فَقَالَتْ مَلاَئِكَةُ الرَّحْمَةِ: جَاءَ تَائِبًا مُقْبِلاً بِقَلْبِهِ إِلَى اللهِ. وَقَالَتْ مَلاَئِكَةُ الْعَذَابِ: إِنَّهُ لَمْ يَعْمَلْ خَيْرًا قَطُّ. فَأَتَاهُمْ مَلَكٌ فِي صُورَةِ آدَمِيٍّ فَجَعَلُوهُ بَيْنَهُمْ فَقَالَ: قِيسُوا مَا بَيْنَ الْأَرْضَيْنِ فَإِلَى أَيَّتِهِمَا كَانَ أَدْنَى فَهُوَ لَهُ. فَقَاسُوهُ فَوَجَدُوهُ أَدْنَى إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي أَرَادَ فَقَبَضَتْهُ مَلاَئِكَةُ الرَّحْمَةِ. قَالَ قَتَادَةُ: فَقَالَ الْحَسَنُ: ذُكِرَ لَنَا أَنَّهُ لَمَّا أَتَاهُ الْمَوْتُ نَأَى بِصَدْرِهِ
Dahulu, di zaman orang-orang sebelum kalian, ada seorang laki-laki yang telah membunuh 99 jiwa. Dia pun bertanya tentang orang yang paling alim di muka bumi ketika itu, lalu ditunjukkan kepadanya tentang seorang rahib (pendeta, ahli ibadah). Maka dia pun mendatangi rahib tersebut lalu mengatakan bahwa sesungguhnya dia telah membunuh 99 jiwa, apakah ada taubat baginya?
Ahli ibadah itu berkata: “Tidak.” Seketika laki-laki itu membunuhnya. Maka dia pun menggenapi dengan itu (membunuh rahib) menjadi 100 jiwa. Kemudian dia menanyakan apakah ada orang yang paling alim di muka bumi ketika itu? Lalu ditunjukkanlah kepadanya tentang seorang yang berilmu. Maka dia pun mengatakan bahwa sesungguhnya dia telah membunuh 100 jiwa, apakah ada taubat baginya? Orang alim itu berkata: “Ya. Siapa yang menghalangi dia dari taubatnya? Pergilah ke daerah ini dan ini. Karena sesungguhnya di sana ada orang-orang yang senantiasa beribadah kepada Allah, maka beribadahlah kamu kepada Allah bersama mereka. Dan jangan kamu kembali ke negerimu, karena negerimu itu adalah negeri yang buruk/jahat.”
Maka dia pun berangkat. Akhirnya, ketika tiba di tengah perjalanan datanglah kematian menjemputnya, (lalu dia pun mati). Maka berselisihlah malaikat rahmat dan malaikat azab tentang dia.
Malaikat rahmat mengatakan: “Dia sudah datang dalam keadaan bertaubat, menghadap kepada Allah dengan sepenuh hatinya.”
Sementara malaikat azab berkata: “Sesungguhnya dia belum pernah mengerjakan satu amalan kebaikan sama sekali.”
Datanglah seorang malaikat dalam wujud seorang manusia, lalu mereka jadikan dia (sebagai hakim pemutus) di antara mereka berdua. Maka kata malaikat itu: “Ukurlah jarak antara (dia dengan) kedua negeri tersebut. Maka ke arah negeri mana yang lebih dekat, maka dialah yang berhak membawanya.”
Lalu keduanya mengukurnya, dan ternyata mereka dapatkan bahwa orang itu lebih dekat kepada negeri yang diinginkannya. Maka malaikat rahmat pun segera membawanya.
Kata rawi: Kata Qatadah: Al-Hasan mengatakan: “Disebutkan kepada kami, bahwa ketika kematian datang menjemputnya, dia busungkan dadanya (ke arah negeri tujuan).

Faidah dan ringkasan rekaman:
1. kisah bertaubat seorang hamba
2. Besaran hukum diyat
3. Menyikapi kesalahand alam berfatwa
4. Dll

Friday, March 28, 2014

Taubat Masih Terbuka..!!



Dari Zir bin Hubais, ia berkata : “Saya mendatangi Shafwan bin `Assal ra. untuk menanyakan tentang mengusap ke dua khuf, kemudian dia menanyaiku: “Wahai Zir, mengapa engkau kemari?” . Saya menjawab : “Untuk mencari ilmu.” Ia pun berkata : “Sesungguhnya malaikat membentangkan sayapnya bagi orang yang mencari ilmu, karena senang terhadap apa yang dicarinya.” Kemudian aku melanjutkan pertanyaanku : “Wahai Shafwan saya masih belum jelas tentang cara mengusap kedua sepatu sesudah berak dan kencing sedangkan engkau adalah salah seorang sahabat Nabi , maka saya datang ke sini untuk bertanya kepadamu, apakah engkau pernah mendengar beliau menjelaskan masalah itu?” Ia menjawab : “Ya, beliau menyuruh kami bila dalam perjalanan agar tidak melepas khuf selama tiga hari tiga malam kecuali berjanabat (yaitu apabila keluar air mani karena mimpi atau bersetubuh dengan istrinya), tetapi kalau hanya berak, kencing, atau tidur tidak perlu dilepas.” Saya bertanya lagi :”Apakah engkau pernah mendengar Rasulullah , menyebut tentang cinta?” Ia menjawab : “Betul, ketika kami datang bepergian bersama Rasulullah  mendadak seorang Badui memanggil Rasulullah  dengan suara keras: Ya…Muhammad,” maka Rasulullah pun menjawab menyerupai suaranya. Kemudian saya berkata kepada orang Badui itu : “Rendahkanlah suaramu, karena engkau berhadapan dengan Nabi dan kamu dilarang berkata seperti itu.” Dan orang Badui itu berkata lagi: “Bagaimana seseorang yang mencintai sekelompok orang, tetapi ia tidak boleh berkumpul bersamanya?” Nabi  menjawab : “Seseorang itu akan bersama dengan orang yang dicintainya di hari kiamat.” Beliau selalu bercerita kepada kami, sampai akhirnya beliau menceritakan tentang sebuah pintu yang berada di sebelah barat, pintu itu sebesar 40 atau 70 tahun perjalanan.” Menurut Sufyan, salah seorang perawi dari daerah Syiria berkata : “Allah Ta`ala menciptakan pintu itu ketika Ia menciptakan langit dan bumi; pintu itu senantiasa terbuka untuk menerima taubat dan tidak akan ditutup sebelum matahari terbit dari arah barat. ( H.R Tirmidzi )

Download Rekaman kajian Penjelasan hadist diatas
Download Mp3

faidah faidah yang di dapat:
1. Pembahasan seputar Khuf
2. Pembahsan seputar taubat
3. Dll

Friday, March 21, 2014

BERTAUBATLAH...!!!


17- وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " من تاب قبل أن
تطلع الشمس من مغرا تاب الله عليه" ((رواه مسلم)).
 Dari Abu Hurairah, katanya: Rasulullah  bersabda:
"Barangsiapa
bertaubat sebelum matahari terbit dari arah barat, maka Allah menerima taubatnya orang
itu." (Riwayat Muslim)
Syarah hadist diatas adalah sebagai berikut:

Download MP3

Ketika Nyawa di Kerongkongan


وعن أبي عبد الرحمن عبد الله بن عمر بن الخطاب رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه
وسلم قال: " إن الله عز وجل يقبل توبة العبد ما لم يغرغر" ((رواه الترمذي وقال: حديث
حسن)).
18. Dari Abu Abdur Rahman yaitu Abdullah bin Umar bin al-Khaththab radhiallahu
'anhuma dari Nabi , beliau bersabda:

"Sesungguhnya Allah 'Azzawajalla itu menerima taubatnya seseorang hamba selama
ruhnya belum sampai di kerongkongannya - yakni ketika akan meninggal dunia."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

download syarah hadist tersebut di:

Download MP3

Saturday, March 15, 2014

Saatnya Bertaubat


Dari Abu Hamzah yaitu Anas bin Malik al-Anshari pelayan Rasulullah ,
katanya: Rasulullah bersabda:

"Niscayalah Allah itu lebih gembira dengan taubat hambaNya daripada gembiranya
seseorang dari engkau semua yang jatuh dan oleh Allah ia disesatkan di
suatu tanah yang luas." (Muttafaq 'alaih)

Penjelasan hadist diatas silakan downlload di link dibawah ini:
Download MP3

Friday, February 14, 2014

Kisah 3 orang Terjebak di Gua


Peristiwa ini terjadi pada zaman Bani Israil, jauh sebelum diutusnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau mengisahkannya kepada kita berdasarkan wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

بَيْنَمَا ثَلاَثَةُ نَفَرٍ يَتَمَشَّوْنَ أَخَذَهُمُ الْمَطَرُ فَأَوَوْا إِلَى غَارٍ فِي جَبَلٍ فَانْحَطَّتْ عَلَى فَمِ غَارِهِمْ صَخْرَةٌ مِنَ الْجَبَلِ فَانْطَبَقَتْ عَلَيْهِمْ فَقَالَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ: انْظُرُوا أَعْمَالاً عَمِلْتُمُوهَا صَالِحَةً لِلهِ فَادْعُوا اللهَ تَعَالَى بِهَا، لَعَلَّ اللهَ يَفْرُجُهَا عَنْكُمْ. فَقَالَ أَحَدُهُمْ: اللَّهُمَّ إِنَّهُ كَانَ لِي وَالِدَانِ شَيْخَانِ كَبِيرَانِ وَامْرَأَتِي وَلِي صِبْيَةٌ صِغَارٌ أَرْعَى عَلَيْهِمْ فَإِذَا أَرَحْتُ عَلَيْهِمْ حَلَبْتُ فَبَدَأْتُ بِوَالِدَيَّ فَسَقَيْتُهُمَا قَبْلَ بَنِيَّ، وَأَنَّهُ نَأَى بِي ذَاتَ يَوْمٍ الشَّجَرُ فَلَمْ آتِ حَتَّى أَمْسَيْتُ فَوَجَدْتُهُمَا قَدْ نَامَا فَحَلَبْتُ كَمَا كُنْتُ أَحْلُبُ فَجِئْتُ بِالْحِلاَبِ فَقُمْتُ عِنْدَ رُءُوسِهِمَا أَكْرَهُ أَنْ أُوقِظَهُمَا مِنْ نَوْمِهِمَا وَأَكْرَهُ أَنْ أَسْقِيَ الصِّبْيَةَ قَبْلَهُمَا، وَالصِّبْيَةُ يَتَضَاغَوْنَ عِنْدَ قَدَمَيَّ، فَلَمْ يَزَلْ ذَلِكَ دَأْبِي وَدَأْبَهُمْ حَتَّى طَلَعَ الْفَجْرُ، فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ لَنَا مِنْهَا فُرْجَةً نَرَى مِنْهَا السَّمَاءَ. فَفَرَجَ اللهُ مِنْهَا فُرْجَةً فَرَأَوْا مِنْهَا السَّمَاءَ، وَقَالَ الْآخَرُ: اللَّهُمَّ إِنَّهُ كَانَتْ لِيَ ابْنَةُ عَمٍّ أَحْبَبْتُهَا كَأَشَدِّ مَا يُحِبُّ الرِّجَالُ النِّسَاءَ وَطَلَبْتُ إِلَيْهَا نَفْسَهَا فَأَبَتْ حَتَّى آتِيَهَا بِمِائَةِ دِينَارٍ فَتَعِبْتُ حَتَّى جَمَعْتُ مِائَةَ دِينَارٍ فَجِئْتُهَا بِهَا فَلَمَّا وَقَعْتُ بَيْنَ رِجْلَيْهَا قَالَتْ: يَا عَبْدَ اللهِ، اتَّقِ اللهَ وَلاَ تَفْتَحِ الْخَاتَمَ إِلاَ بِحَقِّهِ. فَقُمْتُ عَنْهَا، فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ لَنَا مِنْهَا فُرْجَةً. فَفَرَجَ لَهُمْ، وَقَالَ الْآخَرُ: اللَّهُمَّ إِنِّي كُنْتُ اسْتَأْجَرْتُ أَجِيرًا بِفَرَقِ أَرُزٍّ فَلَمَّا قَضَى عَمَلَهُ قَالَ: أَعْطِنِي حَقِّي فَعَرَضْتُ عَلَيْهِ فَرَقَهُ فَرَغِبَ عَنْهُ، فَلَمْ أَزَلْ أَزْرَعُهُ حَتَّى جَمَعْتُ مِنْهُ بَقَرًا وَرِعَاءَهَا، فَجَاءَنِي فَقَالَ: اتَّقِ اللهَ وَلاَ تَظْلِمْنِي حَقِّي. قُلْتُ: اذْهَبْ إِلَى تِلْكَ الْبَقَرِ وَرِعَائِهَا فَخُذْهَا. فَقَالَ: اتَّقِ اللهَ وَلاَ تَسْتَهْزِئْ بِي. فَقُلْتُ: إِنِّي لاَ أَسْتَهْزِئُ بِكَ، خُذْ ذَلِكَ الْبَقَرَ وَرِعَاءَهَا. فَأَخَذَهُ فَذَهَبَ بِهِ، فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ لَنَا مَا بَقِيَ. فَفَرَجَ اللهُ مَا بَقِيَ
Ketika ada tiga orang sedang berjalan, mereka ditimpa oleh hujan. Lalu mereka pun berlindung ke dalam sebuah gua di sebuah gunung. Tiba-tiba jatuhlah sebuah batu besar dari gunung itu lalu menutupi mulut gua mereka. Lalu sebagian mereka berkata kepada yang lain: “Perhatikan amalan shalih yang pernah kamu kerjakan karena Allah, lalu berdoalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan amalan itu. Mudah-mudahan Allah menyingkirkan batu itu dari kalian.”
Lalu berkatalah salah seorang dari mereka: “Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai dua ibu bapak yang sudah tua renta, seorang istri, dan anak-anak yang masih kecil, di mana aku menggembalakan ternak untuk mereka. Kalau aku membawa ternak itu pulang ke kandangnya, aku perahkan susu dan aku mulai dengan kedua ibu bapakku, lantas aku beri minum mereka sebelum anak-anakku. Suatu hari, ternak itu membawaku jauh mencari tempat gembalaan. Akhirnya aku tidak pulang kecuali setelah sore, dan aku dapati ibu bapakku telah tertidur. Aku pun memerah susu sebagaimana biasa, lalu aku datang membawa susu tersebut dan berdiri di dekat kepala mereka, dalam keadaan tidak suka membangunkan mereka dari tidur. Aku pun tidak suka memberi minum anak-anakku sebelum mereka (kedua orangtuanya, red.) meminumnya. Anak-anakku sendiri menangis di bawah kakiku meminta minum karena lapar. Seperti itulah keadaanku dan mereka, hingga terbit fajar. Maka kalau Engkau tahu, aku melakukan hal itu karena mengharapkan wajah-Mu, bukakanlah satu celah untuk kami dari batu ini agar kami melihat langit.”
Lalu Allah bukakan satu celah hingga mereka pun melihat langit.
Yang kedua berkata: “Sesungguhnya aku punya sepupu wanita yang aku cintai, sebagaimana layaknya cinta seorang laki-laki kepada seorang wanita. Aku minta dirinya (melayaniku), tapi dia menolak sampai aku datang kepadanya (menawarkan) seratus dinar. Aku pun semakin payah, akhirnya aku kumpulkan seratus dinar, lalu menyerahkannya kepada gadis itu. Setelah aku berada di antara kedua kakinya, dia berkata: ‘Wahai hamba Allah. Bertakwalah kepada Allah. Jangan engkau buka tutup (kiasan untuk keperawanannya) kecuali dengan haknya.’ Maka aku pun berdiri meninggalkannya. Kalau Engkau tahu, aku melakukannya adalah karena mengharap wajah-Mu, maka bukakanlah untuk kami satu celah dari batu ini.”
Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala pun membuka satu celah untuk mereka.
Laki-laki ketiga berkata: “Ya Allah, sungguh, aku pernah mengambil sewa seorang buruh, dengan upah satu faraq1 beras. Setelah dia menyelesaikan pekerjaannya, dia berkata: ‘Berikan hakku.’ Lalu aku serahkan kepadanya beras tersebut, tapi dia tidak menyukainya. Akhirnya aku pun tetap menanamnya hingga aku kumpulkan dari hasil beras itu seekor sapi dan penggembalanya. Kemudian dia datang kepadaku dan berkata: ‘Bertakwalah kepada Allah, dan jangan zalimi aku dalam urusan hakku.’
Aku pun berkata: ‘Pergilah, ambil sapi dan penggembalanya.’ Dia berkata: ‘Bertakwalah kepada Allah dan jangan mempermainkan saya.’ Aku pun berkata: ‘Ambillah sapi dan penggembalanya itu.’ Akhirnya dia pun membawa sapi dan penggembalanya lalu pergi. Kalau Engkau tahu bahwa aku melakukannya karena mengharap wajah-Mu, maka bukakanlah untuk kami apa yang tersisa.”
Maka Allah pun membukakan untuk mereka sisa celah yang menutupi.
download kajian MP3 Ustadz abu hazim di link berikut
Download MP3

Friday, January 24, 2014

Sholat Berjama'ah di Masjid Lebih Utama


Pembahasan Kajian Rutin Riadus sholihin setiap jum'at sore di Masjid Lik Magetan (lingkungan industri kulit) oleh ustadz abu Hazim telah sampai pada pembahasan pada matan di bawah ini:
10. Dari Abu Hurairah., katanya: "Rasulullah bersabda:
"Shalatnya seseorang lelaki dengan berjamaah itu melebihi shalatnya di pasar atau rumahnya - secara sendirian atau munfarid - dengan duapuluh lebih - tiga sampai sembilan tingkat derajatnya. Yang sedemikian itu ialah kerana apabila seseorang itu berwudhu' dan memperbaguskan cara wudhu'nya, kemudian mendatangi masjid, tidak menghendaki ke masjid itu melainkan hendak bersembahyang, tidak pula ada yang menggerakkan kepergiannya ke masjid itu kecuali hendak shalat, maka tidaklah ia melangkahkan kakinya selangkah kecuali ia dinaikkan tingkatnya sederajat dan kerana itu pula dileburlah satu kesalahan daripadanya - yakni tiap selangkah tadi - sehingga ia masuk masjid. Apabila ia telah masuk ke dalam masjid, maka ia memperoleh pahala seperti dalam keadaan shalat, selama memang shalat itu yang menyebabkan ia bertahan di dalam masjid tadi, juga para malaikat mendoakan untuk mendapatkan kerahmatan Tuhan pada seseorang dari engkau semua, selama masih berada di tempat yang ia bersembahyang disitu. Para malaikat itu berkata: "Ya Allah, kasihanilah orang ini; wahai Allah, ampunilah ia; ya Allah, terimalah taubatnya." Hal sedemikian ini selama orang tersebut tidak berbuat buruk -yakni berkata-kata soal keduniaan, mengumpat orang lain, memukul dan lain-lain - dan juga selama ia tidak berhadas - yakni tidak batal wudhu'nya.
Muttafaq 'alaih.

Untuk mendapatkan faidah lebih banyak dari matan diatas bisa di dowload di link di bawah ini:

Download

Silabus kajian:
1. Tips untuk mencapai kekhusu'an dalam sholat
2. Faidah Sholat berjama'ah
3. Hukum Naik Gunung
4. dll

Sunday, January 19, 2014

Syarah Hadist Saling Mengangkat Senjata



وَعَنْ أَبِي بَكْرَةَ نُفَيْعِ بْنِ الْحَارِثِ الثَّقَفِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهٌ : أَنَّ النَّبيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ :
إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَان ِبِسَيْفَيْهِمَا فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُوْلُ فِي النَّارِ
قُلتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ، هَذَا الْقَاتِلُ فَمَا بَالُ الْمَقْتُوْلِ ؟ قَالَ :
إنَّهُ كَانَ حَرِيْصاً عَلَى قَتْلِ صَاحِبِهِ .
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

"Dari Abu Bakrah, yakni Nufai' Ibn Haris al-Tsaqafi ra. yang berkata bahwa Nabi saw. bersabda:
Apabila dua orang Muslim berhadap-hadapan dengan membawa masing-masing pedangnya maka yang membunuh dan yang terbunuh itu akan masuk di dalam neraka.
Aku bertanya: Ini yang membunuh (patut masuk neraka) tetapi bagaimanakah halnya orang yang terbunuh (mengapa ia masuk neraka pula?) Rasulullah saw. menjawab:
karena sesungguhnya orang yang terbunuh itu juga ingin membunuh temannya.
(Muttafaq 'alaih)
Penjelasan hadist Diatas oleh ustadz Abu hazim dalam pembahasan kitab riadus sholihin

Friday, January 10, 2014

Jihad Fi sabilillah atau jihad karena harta


8- وعن أبي موسى عبد الله بن قيس الأشعرى رضي الله عنه قال: سئل رسول الله صلى الله عليه
وسلم عن الرجل يقاتل شجاعة، ويقاتل حميًة، ويقاتل رياء، أى ذلك في سبيل الله؟ فقال رسول
الله صلى الله عليه وسلم: " من قاتل لتكون كلمة الله هى العليا فهو في سبيل الله" ((متفق عليه)).

8. Dari Abu Musa, yakni Abdullah bin Qais al-Asy'ari ., katanya: "Rasulullah ditanya perihal seseorang yang berperang dengan tujuan menunjukkan keberanian, ada lagi yang berperang dengan tujuan kesombongan - ada yang artinya kebencian - ada pula yang berperang dengan tujuan pameran  menunjukkan pada orang-orang lain kerana ingin berpamer. Manakah di antara semua itu yang termasuk dalam jihad fi-sabilillah? Rasulullah . menjawab: "Barangsiapa yang berperang dengan tujuan agar kalimat Allah - Agama Islam - itulah yang luhur, maka ia disebut jihad fi-sabilillah." (Muttafaq 'alaih)

Penjelasan Hadist diatas oleh ustadz abu hazim ketika membahas kitab riadus Sholihin
Download MP3

Friday, January 3, 2014

Allah melihat Hati dan Amalmu

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda (yang artinya)  “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad-jasad kalian dan tidak juga kepada rupa-rupa kalian akan tetapi Allah melihat kepada hati-hati kalian (dan amalan-amalan kalian)” (Hadits Riwayat Muslim).

Penjelasan Hadist diatas oleh ustadz abu hazim di link dibawah ini

Download MP3

Friday, December 27, 2013

Bolehkah Sedekah Seluruh Harta?

Rekaman MP3 Bersedekah sebagian harta



وعن أبي إسحاق سعد بن أبي وقاص مالك بن أهيب بن عبد مناف بن زهرة بن كلاب بن
مرة بن كعب بن لؤى القرش الزهرى رضي الله عنه، أحد العشرة المشهود لهم بالجنة، رضي الله
عنهم، قال: " جاءنى رسول الله صلى الله عليه وسلم يعودنى عام حجة الوداع من وجع اشتد بى
فقلت: يارسول الله إني قد بلغ بى من الوجع ما ترى، وأنا ذو مال ولا يرثنى إلا ابنة لي، أفاتصدق
بثلثى ما لي؟ قال: لا، قلت: فالشطر يارسول الله؟ فقال: لا، قلت: فالثلث يا رسول الله؟ قال
الثلث والثلث كثير- أو كبير- إنك أن تذر ورثتك أغنياء خير من أن تذرهم عالة يتكففون
الناس، وإنك لن تنفق نفقة تبتغى ا وجه الله إلا أجرت عليها حتى ما تجعل في ّ في امرأتك قال:
فقلت: يارسول الله أخلف بعد أصحابي؟ قال: إنك لن تخلف فتعمل عملا تبتغي وجه الله إلا
ازددت به درجة ورفعًة، ولعلك أن تخلف حتى ينتفع بك أقوام ويضر بك آخرون. اللهم امض
لآصحابى هجرم، ولا تردهم على أعقام، لكن البائس سعد بن خولة" يرثى له رسول الله
صلى الله عليه وسلم أن مات بمكة.((متفق عليه)).


Dari Abu Ishak, yakni Sa'ad bin Abu Waqqash, yakni Malik bin Uhaib bin Abdu
Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Luai al-Qurasyi az-Zuhri, yaitu
salah satu dari sepuluh orang yang diberi kesaksian akan memperoleh syurga radhiallahu
'anhum, katanya:
Rasulullah  datang padaku untuk menjengukku pada tahun haji wada' - yakni haji Rasulullah . yang terakhir dan sebagai haji pamitan - kerana kesakitan yang menimpa diriku, lalu saya berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya saja kesakitanku ini telah mencapai sebagaimana keadaan yang Tuan ketahui, sedang saya adalah seorang yang berharta dan tiada yang mewarisi hartaku itu melainkan seorang puteriku saja. Maka itu apakah dibenarkan sekiranya saya bersedekah dengan dua pertiga hartaku?" Beliau menjawab: "Tidak dibenarkan." Saya berkata pula: "Separuh hartaku ya Rasulullah?" Beliau bersabda: "Tidak dibenarkan juga." Saya berkata lagi: "Sepertiga, bagaimana ya Rasulullah?" Beliau lalu bersabda: "Ya, sepertiga boleh dan sepertiga itu sudah banyak atau sudah besar jumlahnya. Sesungguhnya jikalau engkau meninggalkan para ahli warismu dalam keadaan kaya-kaya, maka itu adalah lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan miskin meminta-minta pada orang banyak. Sesungguhnya tiada sesuatu nafkah yang engkau berikan dengan niat untuk mendapatkan keridhaan Allah, melainkan engkau pasti akan diberi pahalanya, sekalipun sesuatu yang engkau berikan untuk makanan isterimu."

Abu Ishak meneruskan uraiannya: Saya berkata lagi: "Apakah saya ditinggalkan - di Makkah - setelah kepulangan sahabat-sahabatku itu?" Beliau menjawab: "Sesungguhnya engkau itu tiada ditinggalkan, kemudian engkau melakukan suatu amalan yang engkau maksudkan untuk mendapatkan keridhaan Allah, melainkan engkau malahan bertambah derajat dan keluhurannya. Barangkali sekalipun engkau ditinggalkan - kerana usia masih panjang lagi -, tetapi nantinya akan ada beberapa kaum yang dapat memperoleh kemanfaatan dari hidupmu itu - yakni sesama kaum Muslimin, baik manfaat duniawiyah atau ukhrawiyah -dan akan ada kaum lain-lainnya yang memperoleh bahaya dengan sebab masih hidupmu tadi - yakni kaum kafir, sebab menurut riwayat Abu Ishak ini tetap hidup sampai dibebaskannya Irak dan lain-lainnya, lalu diangkat sebagai gubernur di situ dan menjalankan hak dan keadilan. Ya Allah, sempurnakanlah pahala untuk sahabat-sahabatku dalam hijrah mereka itu dan janganlah engkau balikkan mereka pada tumit-tumitnya - yakni menjadi murtad kembali sepeninggalnya nanti. Tetapi yang miskin - rugi - itu ialah Sa'ad bin Khaulah.” Rasulullah. merasa sangat kasihan padanya sebab matinya di Makkah.
(Muttafaq 'alaih)
Download penjelasan kajian matan kitab riadus sholihin oleh ustadz abu hazim di link dibawah ini:

Download MP3

Friday, December 20, 2013

Hukum Shodaqoh keluarga

Download Rekaman Audio Pembahasan Kitab Riadus Sholihin Hadist ke 5


وعن أبي يزيد معن بن يزيد بن الأخنس رضي الله عنهم، وهو وأبوه وجده صحابيون، قال:
كان أبي يزيد أخرج دنانير يتصدق ا فوضعها عند رجل في المسجد فجئت فأخذا فأتيته ا،
فقال: والله ما إياك أردت، فخاصمته إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: " لك ما نويت
يا يزيد، ولك ما أخذت يامعن" ((رواه البخاري)).
5. Dari Abu Yazid yaitu Ma'an bin Yazid bin Akhnas radhiallahu 'anhum. Ia, ayahnya
dan neneknya adalah termasuk golongan sahabat semua. Kata saya: "Ayahku, yaitu Yazid
mengeluarkan beberapa dinar yang dengannya ia bersedekah, lalu dinar-dinar itu ia letakkan
di sisi seseorang di dalam masjid.
Saya - yakni Ma'an anak Yazid - datang untuk mengambilnya, kemudian saya
menemui ayahku dengan dinar-dinar tadi. Ayah berkata: "Demi Allah, bukan engkau yang
kukehendaki - untuk diberi sedekah itu."
Selanjutnya hal itu saya adukan kepada Rasulullah , lalu beliau bersabda:
"Bagimu adalah apa yang engkau niatkan hai Yazid – yakni bahwa engkau telah
memperoleh pahala sesuai dengan niat sedekahmu itu - sedang bagimu adalah apa yang
engkau ambil, hai Ma'an - yakni bahwa engkau boleh terus memiliki dinar-dinar tersebut,
kerana juga sudah diizinkan oleh orang yang ada di masjid, yang dimaksudkan oleh Yazid
tadi." (Riwayat Bukhari)

Selengkapnya untuk syarah hadist diatas dapat di download di link dibawah ini:
Download MP3

Sekilas kajian Ustadz Abu hazim:
Membahas penjelasan hadist tersebut
Menjelaskan mengenai faidah faidah hadist tersebut
Pembahasan hukum menyebut nyebutkan sebuah ibadah semisal shodaqoh
Pembahasan hukum memberi sodaqoh terhadap keluarga
Pembahasan hukum menarik hibah
Pembahasan seputar pengkususan membaca surat al kahfi di hari jum'at
dll

Friday, December 6, 2013

Tidak ada hijrah Setelah Futuh Mekkah?

Kajian Ustadz Abu Hazim pembahasan Hadist ketiga dalam kitab Riadus sholihin


 3- ﺔﺸﺋﺎﻋ ﻦﻋﻭ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﱯﻨﻟﺍ ﻝﺎﻗ ﺖﻟﺎﻗ ﺎﻬﻨﻋ ﷲﺍ ﻲﺿﺭ :   "  ،ﺢﺘﻔﻟﺍ ﺪﻌﺑ ﺓﺮﺠﻫ ﻻ
ﻦﻜﻟﻭ ﺍﻭﺮﻔﻧﺎﻓ ﰎﺮﻔﺘﺳﺍ ﺍﺫﺇﻭ ،ﺔﻴﻧﻭ ﺩﺎﻬﺟ "   )  ) ﻪﻴﻠﻋ ﻖﻔﺘﻣ (  (  .    ﻩﺎﻨﻌﻣﻭ :  ﺕﺭﺎﺻ ﺎﻷ ﻪﻜﻣ ﻦﻣ ﺓﺮﺠﻫ ﻻ 
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, berkata: Nabi  bersabda: “Tidak ada hijrah setelah futuh/penaklukan (Makkah), tetapi yang ada ialah jihad dan niat. Maka dari itu, apabila engkau semua diminta untuk keluar – oleh imam untuk berjihad, – maka keluarlah – yakni berangkatlah.” (Muttafaq ‘alaih)
DOWNLOAD FORMAT mp3 rev

Link download diatas merupakan kajian Ustadz Abu Hazim Magetan mengenai kitab Riadus Shalihin yang dilaksanakan setiap hari Jum'at setelah sholat Asar di Masjid Lik (lingkungan Penyamakan Kulit) Magetan. Pada kesempatan kali ini kajian membahas mengenai hadist ketiga dalam Kitan Riadus sholihin seputar hadist “Tidak ada hijrah setelah futuh/penaklukan (Makkah), tetapi yang ada ialah jihad dan niat. Maka dari itu, apabila engkau semua diminta untuk keluar – oleh imam untuk berjihad, – maka keluarlah – yakni berangkatlah.” (Muttafaq ‘alaih).

Sekilas Kajian:

Kajian membahas mengenai pengertian hijrah, pembagian hijrah menjadi beberapa jenis, arti dari hadist diatas, seputar hukum hukum jihad, fiqh dalam jihad, jenis jenis harta yang boleh diambil dalam peperangan, Untuk selengkapnya anda bisa langsung mendownload di link diatas

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...