Showing posts with label adabul mufrad. Show all posts
Showing posts with label adabul mufrad. Show all posts

Friday, April 18, 2014

Silaturahim Kepada Maula


Telah sampai Materi kajian bersama Ustadz Taufik Badri Lc pada Kitab adabul Mufrad, Bab Silaturahim. Untuk mendapatkan Rekaman kajian pada hadist di bawah ini bisa mendowonloadnya pada link dibawah ini 
Download MP3



32. Pelajarilah Nasab-nasabmu yang Harus Engkau Sambung Hubungan Silaturrahimnya 38

53/72.Dari Jabar ibnu Muth'im, bahwasanya dia mendengar Umar bin Khaththab radhiyalla.hu 'anhu berbicara di atas mimbar,

٥٣/٧٢ -  تَعَلَّمُوْا أَنْسَابَكُمْ ثُمَّ صِلُوْا أَرْحَامَكُمْ وَاللهِ إِنَّهُ لَيَكُوْنُ بَيْنَ الرَّجُلُ وَبَيْنَ أَخِيْهِ الشَّيْءُ وَلَوْ يَعْلَمُ الَّذِي بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ مِنْ دَاخَلَةِ الرَّحِمِ َلأَوْزَعَهُ ذَلِكَ عَنْ اِنْتِهَاكِهِ   

"Pelajarilah nasab-nasabmu, kemudian jalinlah silaturrahim kepada kerabat-kerabatmu. Demi Allah, sesungguhnya ada sesuatu yang terdapat di antara seseorang dan saudaranya. Sekiranya dia mengetahui antara dia dan saudaranya semenjak di dalam rahim, maka niscaya ia akan mencegah untuk tidak merusaknya."
Hasan sanadnya, dan shahih diriwayatkan secara marfu', As-Silsilah Ash-Shahihah (277).
54/73. Dari Ibnu Abbas, bahwas

Friday, March 28, 2014

Silaturahim Connecting People

Download Rekaman Kajian hadist di bawah ini bersama Ustadz Taufik Badri membahasa kitab adabul Mufrad,   link download, silakan klik "Download MP3"

29. Keutamaan Menjalin Silaturrahim dengan Kerabat yang Zhalim 35

50/69. Dari Al Bara' berkata, "Seorang Arab Badui datang lalu berkata, 'Wahai Nabi Allah! ajarkanlah suatu amal yang bisa memasukkan aku ke surga?, Rasulullah menjawab,
٥٠/٦۹ -  لَئِنْ كُنْتَ أَقْصَرْتَ الْخُطْبَةَ لَقَدْ أَعْرَضْتَ الْمَسْأَلَةَ، أَعْتِقِ النَّسَمَةَ، وَفُكَّ الرَّقَبَةَ، قَالَ: أَوَ لَيْسَتَا وَاحِدًا؟ قَالَ" لاَ عِتْقُ النَّسَمَةِ أَنْ يَعِْتِقَ النَّسَمَةِ وَفّكُّ الرَّقَبَةِ اَنْ تُعِيْنُ عَلَى الرَّقَبَةِ، وَالْمُنِيْحَةُ الرُّغُوْبَ، وَالْفَيْءُ عَلَى ذِي الرَّحِمِ فَإِنْ لَمْ تُطِقْ ذَلِكَ فَأُمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ، وَإِنْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ فَإِنْ لَمْ تُطِقْ ذَلِكَ فَكُفَّ لسَانَكَ إِلاَّ مِنَ لْخَيرِِ  

'Jika engkau meringkas khutbah (pembicaraan), maka engkau telah memaparkan persoalan, merdekakanlah budak, dan bebaskanlah budak.' Arab Badui itu bertanya, 'Bukankah keduanya itu satu (sama)?' Nabi menjawab, "Tidak, memerdekakan budak adalah melepaskan budak dan membebaskan budak adalah memberi pertolongan kepada budak dan kepada unto yang susunya, dan memberi harta Ja'i (rampasan perang) kepada kerabat. Jika anda tidak mampu melakukan hal itu, maka serulah kebaikan dan cegahlah kemungkaran. Jika tidak mampu, maka jagalah lisanmu kecuali dari kebaikan'."
Shahih -Ta'liqur Raghib (2/47), Al Misykah (3384)

30. Menjalin Silaturrahim kepada Seseorang pada zaman Jahiliyyah kemudian Dia Masuk Islam 36



51/70. Dari Hakim ibnu Hizam, bahwasanya dia berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
٥۱/٧٠  -  أنه قال للنبي صلى الله عليه وسلم أَرَأَيْتُ أُمُوْرًا كُنْتُ أَتَحَنَّثُ بِهَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ مِنْ صِلَةٍ وَعَتَاقَةٍ وَصَدَقَةٍ فَهَلْ لِي فِيْهَا أَجْرٌ؟ قَالَ: حَكِيْمٌ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْلَمْتَ عَلَى مَا سَلَفَ لَكَ مِنْ خَيْرٍ      
"Bagaimana pendapatmu tentang perbuatan yang aku lakukan pada masa Jahiliyyah, seperti silaturrahim, memerdekakan budak, dan sedekah. Apakah aku mendapatkan pahala dari hal-hal tersebut?," Hakim berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Engkau akan menerima pahala kebaikan yang telah engkau lakukan'."

Shahih, di dalam kitab As-Silsilah Ash-Shahihah (248). (Bukhari, 24- Kitab Az-Zakat, 24- Bab Man Tashaddaqa Fisy-Syirki Tsumma Aslama). Muslim, 1- Kitab Al lman, hadits 194,195,196).
31. Silaturrahim kepada Kerabat yang Musyrik dan Memberi Hadiah-37


52/71. Dari Ibnu Umar, bahwa Umar melihat pakaian yang bercampur dengan sutera, lalu dia berkata, "Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam Alangkah baiknya jika engkau membelinya lalu memakainya pada hari jum'at atau ketika menerima utusan yang mengunjungimu." Rasulullah menjawab.
٥٢/٧۱  - يَا عُمَرَ! إِنَّمَا يَلْبَسُ هَذِهِ مَنْ لاَ خَلاَقَ لَهُ ثُمَّ أَهْدِىَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْهَا حَلَلٌ فَأَهْدَى إِلَى عُمَرَ مِنْهَا حُلَّةً فَجَاءَ عُمَرَ إِلَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُوْلُ اللهِ بَعَثْتَ إِلَىَّ هَذِهِ وَقَدْ سَمِعْتُكَ قُلْتَ فِيْهَا مَا قُلْتَ! قَالَ: إِنِّي لَمْ أُهْدِهَا لَكَ لِتَلْبِسَهَا إِنَّمَا أَهْدَيْتُهَا إِلَيْكَ لِتَبِيْعَهَا أَوْ لِتَكْسُوْهَا. فَأَهْدَاهَا عُمَرَ لأَِخُ لَهُ مِنْ أُمِّهِ مُشْرِكٌ   

"Wahai Umar pakaian ini hanya dipakai oleh orang yang tidak mendapatkan bagian (di akhirat)." Kemudian, (suatu hari) dihadiahkan kepada Nabi beberapa potong dari pakaian tersebut, lalu Nabi menghadiahkan salah satunya kepada Umar. Kemudian Umar mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah! anda mengirim pakaian ini kepadaku, padahal aku telah mendengar engkau telah berkata apa yang engkau katakan tentangnya," Rasulullah r berkata, "Sesungguhnya aku tidak menghadiahkannya kepadamu agar engkau memakainya, melainkan aku menghadiahkannya kepadamu agar engkau menjualnya atau memberikannya kepada orang lain." Kemudian Umar menghadiahkan pakaian itu kepada saudaranya seibu yang (masih) musyrik.

Shahih, di dalam kitab Shahih Abu Daud (987). (Bukhari, 11-Kitab Al Jum'ah, 7- Bab Yalbasu Ahsana Ma Yajidu). Muslim, 37- Kitab Alul-Libas waz-Zinah, hadits 6, 7,8, 9)

Friday, February 14, 2014

Kewajiban Silaturrahim (rekaman Mp3)

20. Kewajiban Silaturrahim – 25

34/48. Dari Abu Hurairah berkata,
٣٤/٤٨   لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ اْلآيَةِ: {وَأَنْذَرْ عَشِيْرَتَكَ اْلأَقْرَبِيْنَ} (الشعراء : ٢۱٤)  قَاَم النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَادَى: يَا بَنِى كَعْبِ بْنِ لُؤَيِّ! اَنْقِذُوْا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ، يَا بَنِى عَبْدِ مَنَافٍ! أَنْقِذُوْا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ، يَا بَنِى هَاشِمِ! أَنْقِذُوْا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ، يَا بَنِى عَبْدِ الْمُطَّلِبِ! أَنْقِذُوْا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ، يَا فَاطِمَةُ بِنْتِ مُحَمَّدٍ! أَنْقِذِي نَفْسِكَ مِنَ النَّارِ فَإِنِّي لاَ أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللهُ شَيْئًا، غَيْرَ أَنَّ لَكُمْ رَحِمًا سَاَبُلُّهَا بِبلاَلِهَا.   

"Tatkala turun ayat, '(Dan peringatkanlah keluargamu yang terdekat)' (Qs. As-Syu'araav (26): 214), maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri lalu mengajak (kaumnya),
'Wahai bani Ka'ab Ibnu Lu'ai!, selamatkartlah dirimu dari siksa neraka, wahai bani Abdul Manaf! selamatkanlah dirimu dari siksa neraka, wahai Bani Hasyim! selamatkanlah dirimu dari siksa neraka, wahai bani Abdul Muththalib!  selamatkanlah dirimu dari siksa  neraka, wahai Fatimah binti Muhammad! selamatkanlah dirimu dari siksa neraka. Sesungguhnya aku tidak bisa melindungimu sedikitpun dari siksa Allah, hanya saja kalian memiliki rahim (kerabat) yang aku akan jalin silaturrahimnya di dunia.'"

Hadits shahih Ash-Shahihah (3177), (Bukhari, 55- Kitab Al Washaya, 11- Bab Hal Yadkhulunan-Nisaa' wal Walad fil Aqarib?, Muslim, 1- Kitab Al Iman, hadits 348).
21. Silaturrahim – 26
 35/49. Dari Abu Ayyub Al Anshari, bahwa seorang Arab Badui menghadang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam perjalanannya, lalu berkata,

٣٥/٤۹  أَخْبِرْنِي مَا يُقَرِّبُنِى مِنَ الْجَنَّةِ وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ، قَالَ: تَعْبُدُ اللهَ وَلاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصِلُ الرَّحِمَ  
"Ceritakanlah kepadaku hal-hal yang mendekatkan aku ke surga dan menjauhkan aku dari neraka," Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Sembahlah Allah dan janganlah engkau menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dirikanlah shalat, bayarlah zakat, dan sambunglah silaturrahim."

Shahih, di dalam kitab At-Targhib (743), (Bukhari, 24-Kitab Az-Zakat, 1- Bab Wujubuz-Zakat, Muslim, Kitab Al Iman, hadits 12).
36/50.   Dari  Abu   Hurairah,  bahwa  Rasulullah  shallallahu   'alaihi wasallam bersabda,


٣٦/٥٠  خَلَقَ اللهُ عَزَّ وَجّلَّ الْخَلْقَ فَلَمَّا فَرَغَ مِنْهُ قَامَتِ الرَّحِمُ، فَقَالَ: مَهْ! قَالَتْ : هَذَا مَقَامُ الْعَائِذِ بِكَ مِنَ الْقَطِيْعَةِ، قَالَ: أَلآ تَرْضَيْنَ أَنْ أَصِلَ مَنْ َوصَلَكِ وَاَقْطَعَ مَنْ قَطَعَكَ؟ قَالَتْ: بَلَى يَا رَبِّ! قَالَ: فَذَلِكِ لَكِ، ثُمَّ قَالَ: أَبُو هُرَيْرَةَ: اِقْرَأُوْا إِنْ شِئْتُمْ  فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنً تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوْا فِي اْلأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ (خحمد : ٢٢)    
"Allah Azza wa Jalla telah menciptakan makhluk, maka ketika selesai penciptaan-Nya rahim berdiri, lalu Allah berkata, 'Berhenti!.' Rahim menjawab, 'Ini adalah tempat orang yang berlindung kepada-Mu dari memutuskan hubungan (kerabat).' Allah berkata, 'Apakah engkau rela aku menjalin hubungan (silaturrahim) dengan orang yang menyambungmu dan Aku memutuskan yang memutuskanmu?' Rahim menjawab, "Ya, wahai Tuhanku!' Allah berkata, "Yang demikian itu untukmu."
Kemudian Abu Hurairah berkata, "Bacalah jika kalian mau, '(Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa, kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?)" (Qs. Muhammaad(47): 22)


Shahih, di dalam kitab As-Silsilah Ash-Shahihah (2741), (Bukhari, 65- Kitab At-Tafsir, 47 Surah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Muslim, 45- Kitab Al Birru Wash-Shilau wal Adab, hadits 16).
Downoad Kupas Tuntas seputar Syarah hadist diatas oleh ustadz Taufik badri pembahasan kitab adabul Mufrad.

Berbuat Baik kepada orang tua dalam yang kecil

18. Tidak Dibolehkan kepada Seseorang untuk Memangggil Bapaknya dengan Namanya, Duduk Sebelumnya, dan Tidak Boleh Berjalan di Depannya- 23

32/44. Dari Urwah -atau yang lain-


٣٢/٤٤  أَنْ أَبَا هُرَيْرَةَ أَبْصَارَ رَجُلَيْنِ، فَقَالَ لاَِحَدِهِمَا: مَا هَذَا مِنْكَ؟ فَلَالَ أَبِي، فَقَالَ: لاَ تُسَمِّهِ، بِاسْمِهِ وَلاَ تَمْشِ أَمَامَهُ وَلاَ تَجْلِسْ قَبْلَهُ  

Bahwa Abu Hurairah melihat dua orang laki-laki, lalu dia berkata kepada salah satunya, "Apa hubungannya dengan kamu?, Orang itu menjawab, "Dia bapakku," Lalu Abu Hurairah berkata, "Janganlah engkau memanggilnya dengan namanya, janganlah engkau berjalan di depannya, dan janganlah engkau duduk sebelumnya."
Shahih. sanadnya.

19. Apakah Seseorang Memberi Gelar kepada Bapaknya? – 24


33/46. Dari Ibnu Umar berkata,

٣٣٦  لَكِنْ أَبُو حَفْصٍ عُمَرُ قَضَى  


"Tetapi Abu Hafsh   Umar memberi keputusan (hukum)."


Shahih, sanadnya.

download rekaman kajian ustadz Taufik badri di link berikut:
Download MP3


Wednesday, January 22, 2014

Memberitahukan tentang Islam kepada Ibu yang Nasrani




26/34. Dari Abu Hurairah, dia berkata:
٢٦/٣٤   مَا سَمِعَ بِي أَحَدٌ يَهُوْدِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِىٌّ اِلاَّ أَحَبَّنِىﻧ إِنَّ اُمِّى كُنْتُ أُرِيْدُهَا عَلَى اْلإِسْلاَمِ فَتَأْبَى فَقُلْتُ لَهَا: فَأَبَتْ، فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ: اُدْعُ اللهَ لَهَا، فَدَعَا، فَأَتَيْتُهَا وَقَدْ أَجَافَتْ عَلَيْهَا الْبَابَ، فَقَالَتْ: يَا أَبَا هُرَيْرَةَ! إِنِّي أَسْلَمْتُ، فَأَخْبَرْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ: اُدْعُ اللهَ لِي وَلأُمِّى، فَقَالَ: اَللَّهُمَّ عَبْدُكَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ وَأُمَّهُ، أَحِبَّهُمَا إِلَى النَّاسِ.  

"Tidak seorangpun Yahudi atau Nasrani mendengar (perkataanku) kecuali dia mencintaiku. Sesungguhnya aku menginginkan ibuku agar masuk Islam, tetapi dia menolak. Aku berkata kepadanya, tetapi dia menolak. Kemudian aku mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, 'Doakanlah ibuku kepada Allah." Lalu Nabi mendoakannya. Kemudian aku mendatanginya (ibuku), pintu telah menutup dia, lalu dia berkata, "Wahai Abu Hurairah! Sesungguhnya aku telah masuk Islam.' Aku Memberitahukan (hal ini) kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu aku berkata, 'Berdoalah kepada Allah untukku dan untuk ibuku," Kemudian Nabi berdoa, 'Ya Allah! ini hamba-Mu Abu Hurairah dan ibunya, jadikanlah keduanya dicintai orang lain'."

Hasan, di dalam kitab Al Misykah (5895), (Aku tidak menemukan hadits ini dalam Kutub As-Sittah). Aku berkata, "Bahkan hadits tersebut terdapat dalam Shahih Muslim (7/165 - 166) dengan susunan lafazh yang lebih lengkap dari pada hadits ini."

16. Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua Setelah Keduanya Meninggal -19


27/36. Dari Abu Hurairah, dia berkata,

٢٧/٣٦  تَرْفَعُ لِلْمّيِّتِ بَعْدَ مَوْتِهِ دََرجَتُهُ فَيَقُوْلُ: أَيْ رَبَّ! أَيُّ شَيْءٍ هَذِهِ؟ فََيُقَالُ: وَلَدُكَ اسْتَغْفِرَ لَكَ  


"Diangkat derajat mayat seseorang setelah meninggalnya, lalu berkata, 'Wahai Tuhanku! apa yang terjadi?' Lalu dikatakan, 'Anakmu memohonkan ampunan untukmu."
Hasan, sanadnya.       
28/37. Dari Muhammad Ibnu Sirrin, dia berkata:

٢٨/٣٧  كُنَّا عِنْدَ أَبِى هُرَيْرَةَ لَيْلَةً فَقَالَ: اَللَّهُمَّ اغْفِرْ ِلأَبِى هُرَيْرَةَ وَلأُمِّى وَلِمَنِ اسْتَغْفِرَ لَهُما. قَالَ مُحَمَّدً: فَنَحْنُ نَسْتَغْفِرُ لَهُمَا حَتَّى نَدْخُلَ فِي دَعْوَةِ أِبِى هُرَيْرَةَ  

"Kami pernah berada di sisi Abu Hurairah pada suatu malam," Lalu dia berdoa, 'Ya Allah, ampunilah Abu Hurairah, ibuku dan orang yang memohonkan ampunan untuk keduanya." Muhammad berkata, "Lalu kami memohonkan ampunan untuk keduanya sehingga kami masuk bagian dari doa Abu Hurairah."

Hasan, sanadnya.
29/38.   Dari   Abu   Hurairah  bahwa   Rasulullah   shallallahu   'alaihi wasallam bersabda,

٢۹/٣٨  إِذَا مَاتَ الْعَبْدُ اِنْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدُ صَالِحٍ يِدْعُو لَهُ  


"Apabila seorang hamba meninggal, maka putuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang selalu mendoakannya."

Shahih, di dalam kitab Al \rwa' (1580), (Muslim, 25- Kitab Al Wasiyyah, hadits 14).
30/39. Dari Ibnu Abbas, bahwa seseorang berkata,

٣٠/٣۹  يَا رَسُوْلُ اللهِ! إِنَّ أُمِّى تُوُفِّيَتْ وَلَمْ تُوْصِ، أَفَيَنْفَعُهَا أَنْ أَتَصَدَّقَ عَنْهَا؟ قَالَ: نَعَمْ . 
"Wahai Rasulullah! Sesungguhnya ibuku telah meninggal dan belum berwasiat. Apakah akan bermanfaat baginya jika aku bersedekah untuknya?." Rasul menjawab, "Ya."


Shahih, disebutkan di dalam kitab Shahih Abu Daud (2566), Bukhari, dan yang lainnya. Tidak ada seorang pentahqiq yang dapat mendeteksi keberadaan hadits tersebut dalam Kutub As-Sittah


Download Rekaman MP3 pembahsan hadist diatas oleh Ustadz Taufik badri:

Wednesday, January 15, 2014

Kisah Juraij


Rekaman Kajian Ustadz Taufik Badri tentang kisah Juraij dan ibu nya, di dalam kisah tersebut di sebutkan kisah seorang bayi yang bisa bicara. Dibawah ini merupkan matan / materi yang di bahas:
Dari Abu Hurairah, ia berkata, ”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا تَكَلَّمَ مَوْلُوْدٌ مِنَ النَّاسِ فِي مَهْدٍ إِلاَّ عِيْسَى بْنُ مَرْيَمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ [وَسَلَّمَ] وَصَاحِبُ جُرِيْجٍ” قِيْلَ: يَا نَبِيَّ اللهِ! وَمَا صَاحِبُ جُرَيْجٍ؟ قَالَ: “فَإِنَّ جُرَيْجًا كَانَ رَجُلاً رَاهِباً فِي صَوْمَعَةٍ لَهُ، وَكَانَ رَاعِيُ بَقَرٍ يَأْوِي إِلَى أَسْفَلِ صَوْمَعَتِهِ، وَكَانَتْ اِمْرَأَةٌ مِنْ أَهْلِ الْقَرْيَةِ تَخْتَلِفُ إِلَى الرَّاعِي، فَأَتَتْ أُمُّهُ يَوْمًٍا فَقَالَتْ: يَا جُرَيْجُ! وَهُوَ يُصّلِّى، فَقَالَ فِي نَفْسِهِ – وَهُوَ يُصَلِّي – أُمِّي وَصَلاَتِي؟ فَرَأَى أَنْ يُؤْثِرَ صَلاَتَهُ، ثُمَّ صَرَخَتْ بِهِ الثَّانِيَةَ، فَقَالَ فِي نَفْسِهِ: أُمِّي وَصَلاَتِي؟ فَرَأَى أَنْ يُؤْثِرَ صَلاَتَهُ. ثُمَّ صَرَخَتْ بِهِ الثَالِثَةَ فَقَالَ: أُمِّي وَصَلاَتِي؟ فَرَأَى أَنْ يُؤْثِرَ صَلاَتَهُ. فَلَمَّا لَمْ يُجِبْهَا قَالَتْ: لاَ أَمَاتَكَ اللهُ يَا جُرَيْجُ! حَتىَّ تَنْظُرَ فِي وَجْهِ المُوْمِسَاتِ. ثُمَّ انْصَرَفَتْ فَأُتِيَ الْمَلِكُ بِتِلْكَ الْمَرْأَةِ وَلَدَتْ. فَقَالَ: مِمَّنْ؟ قَالَتْ: مِنْ جُرَيْجٍ. قَالَ: أَصَاحِبُ الصَّوْمَعَةِ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. قَالَ: اِهْدَمُوا صَوْمَعَتَهُ وَأْتُوْنِي بِهِ، فَضَرَبُوْا صَوْمَعَتَهُ بِالْفُئُوْسِ، حَتىَّ وَقَعَتْ. فَجَعَلُوْا يَدَهُ إِلَى عُنُقِهِ بِحَبْلٍ؛ ثُمَّ انْطَلَقَ بِهِ، فَمَرَّ بِهِ عَلَى الْمُوْمِسَاتِ، فَرَآهُنَّ فَتَبَسَّمَ، وَهُنَّ يَنْظُرْنَ إِلَيْهِ فِي النَّاسِ. فَقَالَ الْمَلِكُ: مَا تَزْعُمُ هَذِهِ؟ قَالَ: مَا تَزْعُمُ؟ قَالَ: تَزْعُمُ أَنَّ وَلَدَهَا مِنْكَ. قَالَ: أَنْتِ تَزْعَمِيْنَ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. قَالَ: أَيْنَ هَذَا الصَّغِيْرُ؟ قَالُوْا: هَذَا فِي حُجْرِهَا، فَأَقْبَلَ عَلَيْهِ. فَقَالَ: مَنْ أَبُوْكَ؟ قَالَ: رَاعِي الْبَقَرِ. قَالَ الْمَلِكُ: أَنَجْعَلُ صَوْمَعَتَكَ مِنْ ذَهَبٍ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: مِنْ فِضَّةٍ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: فَمَا نَجْعَلُهَا؟ قَالَ: رَدُّوْهَا كَمَا كَانَتْ. قَالَ: فَمَا الَّذِي تَبَسَّمْتَ؟ قَالَ: أَمْراً عَرَفْتُهُ، أَدْرَكَتْنِى دَعْوَةُ أُمِّي، ثُمَّ أَخْبَرَهُمْ
“Tidak ada bayi yang dapat berbicara dalam buaian kecuali Isa bin Maryam dan (bayi di masa) Juraij” Lalu ada yang bertanya,”Wahai Rasulullah siapakah Juraij?” Beliau lalu bersabda, ”Juraij adalah seorang rahib yang berdiam diri pada rumah peribadatannya (yang terletak di dataran tinggi/gunung). Terdapat seorang penggembala yang menggembalakan sapinya di lereng gunung tempat peribadatannya dan seorang wanita dari suatu desa menemui penggembala itu (untuk berbuat mesum dengannya).
(Suatu ketika) datanglah ibu Juraij dan memanggil anaknya (Juraij) ketika ia sedang melaksanakan shalat, ”Wahai Juraij.” Juraij lalu bertanya dalam hatinya, ”Apakah aku harus memenuhi panggilan ibuku atau meneruskan shalatku?” Rupanya dia mengutamakan shalatnya. Ibunya lalu memanggil untuk yang kedua kalinya.  Juraij kembali bertanya di dalam hati, ”Ibuku atau shalatku?” Rupanya dia mengutamakan shalatnya. Ibunya memanggil untuk kali ketiga. Juraij bertanya lagi dalam hatinya, ”lbuku atau shalatku?” Rupanya dia tetap mengutamakan shalatnya. Ketika sudah tidak menjawab panggilan, ibunya berkata, “Semoga Allah tidak mewafatkanmu, wahai Juraij sampai wajahmu dipertontonkan di depan para pelacur.” Lalu ibunya pun pergi meninggalkannya.
Wanita yang menemui penggembala tadi dibawa menghadap raja dalam keadaan telah melahirkan seorang anak. Raja itu bertanya kepada wanita tersebut, ”Hasil dari (hubungan dengan) siapa (anak ini)?” “Dari Juraij”, jawab wanita itu. Raja lalu bertanya lagi, “Apakah dia yang tinggal di tempat peribadatan itu?” “Benar”, jawab wanita itu. Raja berkata, ”Hancurkan rumah peribadatannya dan bawa dia kemari.” Orang-orang lalu menghancurkan tempat peribadatannya dengan kapak sampai rata dan mengikatkan tangannya di lehernya dengan tali lalu membawanya menghadap raja. Di tengah perjalanan Juraij dilewatkan di hadapan para pelacur. Ketika melihatnya Juraij tersenyum dan para pelacur tersebut melihat Juraij yang berada di antara manusia.
Raja lalu bertanya padanya, “Siapa ini menurutmu?” Juraij balik bertanya, “Siapa yang engkau maksud?” Raja berkata, “Dia (wanita tadi) berkata bahwa anaknya adalah hasil hubungan denganmu.” Juraij bertanya, “Apakah engkau telah berkata begitu?” “Benar”, jawab wanita itu. Juraij lalu bertanya, ”Di mana bayi itu?” Orang-orang lalu menjawab, “(Itu) di pangkuan (ibu)nya.” Juraij lalu menemuinya dan bertanya pada bayi itu, ”Siapa ayahmu?” Bayi itu menjawab, “Ayahku si penggembala sapi.”
Kontan sang raja berkata, “Apakah perlu kami bangun kembali rumah ibadahmu dengan bahan dari emas?” Juraij menjawab, “Tidak perlu”. “Ataukah dari perak?” lanjut sang raja. “Jangan”, jawab Juraij. “Lalu dari apa kami akan bangun rumah ibadahmu?”, tanya sang raja. Juraij menjawab, “Bangunlah seperti sedia kala.” Raja lalu bertanya, “Mengapa engkau tersenyum?” Juraij menjawab, “(Saya tertawa) karena suatu perkara yang telah aku ketahui, yaitu terkabulnya do’a ibuku terhadap diriku.” Kemudian Juraij pun memberitahukan hal itu kepada mereka.”
(Disebutkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod) [Dikeluarkan pula oleh Bukhari: 60-Kitab Al Anbiyaa, 48-Bab ”Wadzkur fil kitabi Maryam”. Muslim: 45-Kitab Al Birr wash Shilah wal Adab, hal. 7-8]
Download Penjelesan kisah juraij di link di bawah ini:
Download MP3
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...