Showing posts with label Tokoh Berbahaya. Show all posts
Showing posts with label Tokoh Berbahaya. Show all posts

Friday, August 23, 2013

Nasehat Untuk ikhwanul Muslimin


Mengambil pelajaran dari sejarah suatu bangsa dan kisah yang telah berlalu adalah perintah Allah ta’ala kepada kaum mukminin,
قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِكُمْ سُنَنٌ فَسِيرُواْ فِي الأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذَّبِينَ
“Telah lewat sebelum kalian ujian-ujian yang menimpa pengikut para nabi, maka berjalanlah di muka bumi lalu lihatlah bagaimana akibat yang jelek bagi orang-orang yang mendustakan.” [Ali Imron: 137]
Sebetulnya, sejarah yang telah berlalu telah memberikan pelajaran besar bagi umat Islam, bahwa pemberontakan terhadap pemerintah muslim yang zalim hanyalah mendatangkan kemudaratan yang lebih besar dibanding manfaatnya. Namun sayang kelompok bid’ah Ikhwanul Muslimin belum juga mau mengambil pelajaran, mereka korbankan nyawa-nyawa kaum muslimin hanya demi meraih kekuasaan yang terampas dari tangan mereka.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
أن الله تعالى بعث محمدا صلى الله عليه وسلم بصلاح العباد في المعاش والمعاد وأنه أمر بالصلاح ونهى عن الفساد فإذا كان الفعل فيه صلاح وفساد رجحوا الراجح منهما فإذا كان صلاحه أكثر من فساده رجحوا فعله وإن كان فساده أكثر من صلاحه رجحوا تركه فإن الله تعالى بعث رسوله صلى الله عليه وسلم بتحصيل المصالح وتكميلها وتعطيل المفاسد وتقليلها فإذا تولى خليفة من الخلفاء كيزيد وعبد الملك والمنصور وغيرهم فإما أن يقال يجب منعه من الولاية وقتاله حتى يولى غيره كما يفعله من يرى السيف فهذا رأى فاسد فإن مفسدة هذا أعظم من مصلحته وقل من خرج على إمام ذي سلطان إلا كان ما تولد على فعله من الشر أعظم مما تولد من الخير كالذين خرجوا على يزيد بالمدينة وكابن الأشعث الذي خرج على عبد الملك بالعراق وكابن المهلب الذي خرج على ابنه بخراسان وكأبي مسلم صاحب الدعوة الذي خرد عليهم بخراسان أيضا وكالذين خرجوا على المنصور بالمدينة والبصرة وأمثال هؤلاء وغاية هؤلاء إما أن يغلبوا وإما أن يغلبوا ثم يزول ملكهم فلا يكون لهم عاقبة فإن عبد الله بن علي وأبا مسلم هما اللذان قتلا خلقا كثيرا وكلاهما قتله أبو جعفر المنصور وأما أهل الحرة وابن الأشعث وابن المهلب وغيرهم فهزموا وهزم أصحابهم فلا أقاموا دينا ولا أبقوا دنيا والله تعالى لا يأمر بأمر لا يحصل به صلاح الدين ولا صلاح الدنيا وإن كان فاعل ذلك من أولياء الله المتقين ومن أهل الجنة
“Bahwa Allah ta’ala mengutus Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam demi kemaslahatan para hamba di kehidupan dunia dan akhirat, dan bahwa beliau memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari kerusakan, maka apabila dalam satu perbuatan terdapat kebaikan dan kerusakan, hendaklah kaum muslimin mengambil mana yang paling kuat dari keduanya; jika kebaikannya lebih banyak dari kerusakannya, hendaklah mereka melakukannya. Namun apabila kerusakannya lebih banyak dari kebaikannya, hendaklah mereka meninggalkannya, karena sesungguhnya Allah ta’ala mengutus Rasul-Nya shallallahu’alaihi wa sallam untuk menghasilkan kemaslahatan dan menyempurnakannya, serta menghilangkan kemudaratan dan menguranginya.

Tuesday, July 2, 2013

Membongkar Penyimpangan Syaikh DR, Muhammad Al Arifi

Menguak Penyimpangan Pemahaman Sosok Syaikh DR. Muhammad Al Arifi dan Salman Al Audah. 


Menyingkap Kerancuan Seputar Hadist Ketaatan (judul asli)



               Tidak tersembunyi lagi bagi setiap muslim tentang mafsadat yang besar yang di akibatkan oleh pemberontakan kepada penguasa muslim. Sejarah membuktikan bahwa tidak pernah diketahui dari kelompok manapun yang memberontak kepada penguasa melainkan kerusakan yang ditimbulkan oleh pemberontakan tersebut lebih besar dari kerusakan yang dihilangkan.

           Hasil final yang didapatkan oleh para pemberontak adalah adakalanya mereka kalah dan adakalanya mereka menang kemudian hilang kekuasaan mereka tanpa ada bekasnya. Jadi, pemberontakan tidaklah menegaskan agama dan tidak memperbaiki dunia

          Jauh jauh sebelumnya Rasullah telah memerintahkan setiap muslim agar selalu taat kepada para waliyul amri, tidak membatalkan bai’at, sabar atas kecurangan para penguasa, dan sekaligus melarang memerangi para penguasa meskipun mereka melakukan kemungkaran. Begitu pentingnya masalah ini sehingga hampir hampir tidak ada penulis yang menulis tentang aqidah melainkan menuliskan pokok ini dalam kitab kitab mereka.
Akan tetapi sangat disayangkan masih ada orang orang yang menyelisihi hal ini dengan lisan dan perbuatan.
Diantara syubhat-syubhat yang mereka lontarkan untuk menyebarkan keraguan dan kerancuan atas hadist Hudzaifah yang mewajibkan ketaatan setiap muslim terhadap setiap pemimpin yang baik maupun yang dzolim.

Maka memohon pertolongan Allah kali ini akan kami bahas jawaban subhat tersebut dengan banyak mengambil faidah dari situs http://www.islamancient.com/

Monday, December 24, 2012

Hukum Belajar dengan Abdurahman Abdul Khaliq, Safar Hawali, Salaman Al Audah Dkk


Nasihat Penting oleh:Asy-Syaikh Muqbil Rahimahullah



Tanya: Apa nasihat Antum kepada ikhwah yang fanatik terhadap Abdurrahman Abudul Khaliq, Safar dan Salman dan selain mereka dari pimpinan-pimpinan hizbiyah di negeri-negeri teluk?

Jawab:
Aku telah menjawab pertanyaan seperti ini lebih dari sekali. Dan pengulangan membosankan. Yang aku nasihatkan kepada ikhwan-ikhwan kami adalah hendaknya mereka berada di sekeliling ulama-ulama mereka seperti Asy-Syaikh Ibn Baz dan Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin dan Asy-Syaikh Al Albani. Tapi kami bukan mengajak kalian untuk taklid kepada mereka, karena sesungguhnya taklid itu haram. Akan tetapi (aku mengajak) meminta pendapat mereka karena mereka orang-orang berpengalaman di dalam dakwah dan mengerti perkara-perkara lebih baik dari kebanyakan orang.

Lantas apa yang bisa diperbuat Abdurrahman Abdul Khaliq?! Ya, dia datang ke Kuwait dan menjalankan dakwah yang baik, akan tetapi setelah itu melenceng dan bergabung dengan Ikhwanul Muslimin. Jalannya dan jalan mereka (IM) wahai ikhwah, sama.

Begitu pula orang-orang Jam’iyah Al Hikmah disini dan Jam’iyyah Al Ihsan. Orang-orang Jam’iyyah Al Hikmah terfitnah, akan tetapi andaikan (?tidak jelas) Abdurrahman Abdul Khaliq, (mereka) terfitnah dengan dinar Kuwait, mereka tidak terfitnah dengan Abdurrahman Abdul Khaliq karena apabila datang kepada mereka orang lain dari Kuwait dari Jama’ah lainnya dan memberi mereka sejumlah uang, mereka akan beraliansi dengan orang ini. Wallahulmusta’an.

Bagaimana Manhajnya Dr. Aidh Al Qarni (“La Tahzan”)


Bagaimana Manhajnya Dr. Aidh Al Qarni (“La Tahzan”)


Assalamua’laikum. Ustadz barakallahu fiika, apakah buku ‘Aidh al-Qarni tentang taubat yang ana lihat berisi dalil yang sah tidak seperti La Tahzan bisa dibaca dan diberikan pada ikhwan lain jazakallah ? Abu Ali. +628524XXXXXX.
Jawab :
Pertanyaan semisal ini pernah kami kemukakan kepada syekh Abdul Malik Romadhoni dari al-Jazair yang tinggal di kota al-Madinah berdekatan dengan kediaman syekh Abdul Muhsin al-‘Abbad (ulama hadits senior), bahkan syekh Abdul Malik ini termasuk muridnya. Pertanyaan tersebut berkenaan dengan merebaknya penerjemahan buku-buku DR. ‘Aidh al-Qorni di Indonesia oleh penerbit-penerbit berhaluan salaf (yang berhaluan harokah lebih banyak lagi), padahal figur ini sangat dikenal oleh para ulama dakwah salafiyah dengan berbagai pemikiran yang menyimpang dari manhaj salaf (baca kembali dengan teliti majalah ini edisi ke-12 dengan judul : Menyingkap Hakekat Dan Jati Diri Da’i-Da’i Kondang, juga pada edisi ke-26 dengan judul : Bersedihlah.
Syekh Abdul Malik menasehatkan agar para penerbit buku terjemahan yang berhaluan salaf tidak menyebarkan buku-buku DR. ‘Aidh al-Qorni, meskipun terkadang di dalam bukunya ada hal-hal yang benar, karena orang awam pasti sulit memilah-milah isinya, terlebih orang ini memiliki gaya bahasa yang halus dan sangat mungkin menyusupkan pemikirannya sehingga tidak disadari pembaca, minimal penyebaran buku-bukunya akan menjadikannya terkenal di Indonesia, berawal dari buku-bukunya yang tidak dipermasalahkan, setelah para pembaca terpikat, maka mereka akan menelan mentah-mentah buku-bukunya yang lain tanpa mempertimbangkan dan memilah-milah kesalahan yang ada di dalamnya. Wallahu a’lam bis shawab.
Kami menambahkan alangkah baiknya apabila kita lebih mencurahkan tenaga dan berbagai sarana untuk mempopulerkan orang-orang yang sudah jelas manhajnya.
(Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah Edisi 37)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dari Abu Hurairah rodhiyallohu ‘anhu beliau berkata, Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Akan datang masa-masa yang menipu dimana para pendusta dibenarkan dan orang-orang yang jujur didustakan. Para pengkhianat diberi amanat dan orang yang amanah dianggap pengkhianat dan berbicara pada masa itu ruwaibidhah.” Lalu ada yang bertanya, “Siapakah Ruwaibidhah itu?” Beliau menjawab, “Orang bodoh berbicara tentang permasalahan umat.”

(HR. Ibnu Majah (no. 4036), Ahmad (2/291), Al Hakim (4/465, 466 dan 512), Al Khoraaithy (Makaarimul Akhlaaq, hal. 30), Asy Syazriy (Amaali, 2/256 dan 265))

 latahzan Sebelum sempat pindah ke blogspot, penulis pernah menayangkan artikel tentang Biografi Dr. Aidh bin Abdullah Al Qarni, sang penulis buku best seller “La Tahzan”. Tulisan ini menjadi tulisan paling banyak dibuka dan dibaca, bahkan menjadi salah satu tulisan yang turut mendongkrak kunjungan ke blog. Namun dikarenakan keputusan untuk menampilkan artikel tersebut penulis, sekaligus blog tersebut mendapat kritikan tajam dari saudara sesama salafiyin yang menyebutkan bahwa penulis telah terkena pemikiran sururi, yakni suatu pemahaman yang dinisbatkan kepada Muhammad Surur Zainal Abidin yang memiliki pemahaman takfir sebagai salah satu ajaran khawarij sehingga pemikiran sururi itu sebenarnya merupakan bagian dari ajaran khawarij itu sendiri allohu a’lam.

Dr. Aidh bin Abdullah Al Qarni dan buku “La Tahzan” (Jangan Bersedih) menjadi amat populer di masyarakat saat ini. Buku beliau telah banyak dibedah di negeri ini dan paling banyak dicari dan dibeli oleh masyarakat. Tak hanya itu, salah satu penerbit bahkan telah pula menerbitkan buku “La Tahzan for Teens” yang juga ditulis oleh beliau, namun kemasannya untuk remaja. Nama “La Tahzan” pun pernah dijadikan sebagai nama bagi sekolah darurat di Aceh ketika baru-baru saja ditimpa bencana Tsunami. Dr. Aidh bin Abdullah Al Qarni bahkan pernah datang ke negeri ini dalam sebuah event tahunan.

Thursday, December 8, 2011

Sebuah Catatan Atas Tertangkapnya Abu Bakar Ba’asyir, Bag. 2


Sebuah Catatan Atas Tertangkapnya Abu Bakar Ba’asyir, Bag. 2
Pada artikel ini insya Allah kami akan menyebutkan beberapa dalil dan penjelasan para ulama, bahkan kesepakatan (ijma’) seluruh ulama tentang kewajiban pemerintah muslim untuk memerangi teroris Khawarij. Sehingga makin jelas bagi kita, bahwa apa yang dilakukan pemerintah RI melalui Densus 88 merupakan tindakan yang tepat insya Allah Ta’ala.
Perintah dan Keutamaan Memerangi Khawarij
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
يأتي في آخر الزمان قوم حدثاء الأسنان سفهاء الأحلام يقولون من خير قول البرية يمرقون من الإسلام كما يمرق السهم من الرمية لا يجاوز إيمانهم حناجرهم فأينما لقيتموهم فاقتلوهم فإن في قتلهم أجرا لمن قتلهم يوم القيامة
“Akan datang pada akhir zaman suatu kaum yang masih muda belia dan bodoh. Namun mereka menyampaikan perkataan manusia terbaik (yakni Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam). Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah meleset dari sasarannya. Keimanan mereka tidak melewati tenggorokannya. Di mana saja kalian mendapati mereka, maka perangilah mereka, karena dalam memerangi mereka terdapat pahala pada hari Kiamat bagi siapa saja yang memeranginya.” (HR. Bukahari dan Muslim dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu)
Pembesar ulama Syafi’iyyah, Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafi’i rahimahullah menjelaskan hadits ini, “Perkataan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, “أحداث الأسنان سفهاء الاحلام”, “kaum yang masih muda belia dan bodoh “, maknanya adalah muda usia mereka lagi pendek akalnya. Dan perkataan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, “يقولون من خير قول البرية”, “Namun mereka menyampaikan perkataan manusia terbaik”, maknanya adalah, hanya nampaknya saja demikian, seperti slogan mereka, “Tidak ada hukum kecuali milik Allah” dan slogan-slogan semisalnya berupa ajakan kepada kitab Allah, wallahu A’lam. Perkataan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, “فاذا لقيتموهم فاقتلوهم فان في قتلهم أجرا”, “di mana saja kalian mendapati mereka, maka perangilah mereka”, ini adalah penegasan wajibnya memerangi Khawarij dan bughot (pengacau), hal ini merupakan kesepakatan (ijma’) seluruh ulama.” (Syarh Muslim, Al-Imam An-Nawawi rahimahullah, 7/169-170)
Al-Qodhi ‘Iyadh rahimahullah berkata, “Seluruh ulama telah ijma’, bahwa memerangi Khawarij dan ahlul bid’ah serta pengacau yang semisal dengan mereka, ketika mereka memberontak kepada penguasa, menyelisihi pemerintah dan mengoyak persatuan masyarakat, maka wajib memerangi mereka setelah diberi peringatan dan himbauan, Allah Ta’ala berfirman:
فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِى حَتَّى تَفِىءَ إِلَى أَمْرِ اللهِ
“Maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah.” (Al—Hujurat: 9).” (Syarh Muslim, Al-Imam An-Nawawi rahimahullah, 7/170)
Seorang tabi’in yang mulia, Abu Ghalib rahimahullah pernah menceritakan, “Ketika aku di masjid Dimasyq, didatangkan 70 kepala kaum Khawarij Haruriyah lalu dipancangkan di jalan masjid, maka datanglah Abu Umamah radhiyallahu’anhu, beliau melihat mereka lalu meneteskan air mata dan berkata, “Subhanallah, apa yang telah dibuat oleh setan terhadap anak Adam”, beliau ucapkan tiga kali. Lalu beliau berkata, “Mereka adalah anjing-anjing jahannam, anjing-anjing jahannam. Seburuk-buruknya makhluq yang terbunuh di bawah kolong langit”, juga diucapkan tiga kali. Lalu beliau berkata, “Dan siapa yang dibunuh oleh mereka adalah sebaik-baik yang terbunuh di bawah langit, beruntunglah orang yang membunuh mereka atau dibunuh mereka.”

Bersyukur Atas Tertangkapnya Abu Bakar Ba’asyir (1)


Sebuah Catatan Atas Tertangkapnya Abu Bakar Ba’asyir



Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menganugerahkan nikmat yang sangat besar kepada kaum muslimin di bulan Ramadhan tahun 1431 H yang penuh berkah ini, yaitu dengan tertangkapnya seorang tokoh yang berpaham Teroris Khawarij, Abu Bakar Ba’asyir.
Ucapan terima kasih juga selayaknya diberikan kepada Pemerintah RI, khususnya POLRI melalui Densus 88 –jazaahumullahu khairan-yang telah mengerahkan segenap tenaga untuk menangkap tokoh yang satu ini dan mengumpulkan bukti-bukti keterlibatannya dalam aksi-aksi Teroris Khawarij.
Namun ternyata, di tengah-tengah kegembiraan kaum muslimin atas tertangkapnya tokoh kesesatan tersebut, ada sekelompok kecil orang-orang yang mengatasnamakan umat Islam yang memprotes dan menyatakan secara terbuka ketidaksetujuan mereka, bahkan mengecam pemerintah dengan keras atas penangkapan tersebut. Diantaranya adalah sebuah forum yang menamakan diri Forum Umat Islam (FUI), yang mengklaim beranggotakan ormas-ormas Islam, diantaranya Front Pembela Islam (FPI)Majelis MujahidinJamaah Anshorut TauhidLembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI)Al Irsyad Al IslamiyyahFront Perjuangan Islam Solo (FPIS),Majelis Tafsir Al Quran (MTA)Majelis Az ZikraPP Daarut TauhidHidayatullahPII dan Wahdah Islamiyah yang berpusat di Makassar.
Bahkan salah seorang kader ormas yang disebut terakhir di atas, membuat tulisan dalam blog hitamnya yang berisi tuduhan-tuduhan keji dengan judul Bisnis Darah dan Nyawa Manusia dan Penangkapan Ustadz Ba’asyir dan Kehancuran NKRI. Sebelumnya juga, website resmi mereka di cabang Jogya telah menurunkan sebuah artikel untuk memprotes kebijakan pemerintah terhadap teroris dalam sebuah tulisan berjudul Menjustifikasi Kematian Teroris. Tidak ketinggalan pula Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), melalui juru bicaranyaMuhammad Ismail Yusanto mengecam penangkapan Abu Bakar Ba’asyir (ABB)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...