Showing posts with label Koreksi. Show all posts
Showing posts with label Koreksi. Show all posts

Thursday, September 11, 2014

Bagaimaana Bersikap Terhadap Jokowi

Bagaimana Bersikap Terhadap Bapak Jokowi Hafidzahullah Calon presiden 2014


Download Rekaman Kajian Ustadz Abdurohman Toyyib Lc mengenai "sikap Muslimin terhadap pemimpinnya"
menjelaskan bagaimana sikap seorang muslim terhadap bapak Jokowi Hafidzahullah
rekaman di ambil pada tanggal 5 September 2014 di masjid Aisyah Lawata Mataram
Download Mp 3

Friday, December 27, 2013

Perbedaan Antara Nasehat dan Celaan





عن أبي رقية تميم بن أوس الداري رضي الله عنه, أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ» قلنا: لمن؟ قال: «لله, ولكتابه, ولرسوله, لأئمة المسلمين وعامتهم». رواه مسلم
Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus ad-Daary radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama itu nasihat”. Kami pun bertanya, “Hak siapa (nasihat itu)?”. Beliau menjawab, “Nasihat itu adalah hak Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemerintah kaum muslimin dan rakyatnya (kaum muslimin)”. (HR. Muslim)

Alhamdulillah, kami hadirkan rekaman pengajian umum bersama Ustadz Abdullah bin Taslim. MA. Kajian ini diselenggarakan di Masjid Al ihsan jalan balai warga,cipinang muara 3, deket Pasar depok,Jakarta Timur,  (Sabtu, 27 Oktober 2013) dengan tema Perbedaan Antara Nasehat dan Celaan
Pembahasan :
Perbedaan celaan dan Nasehat
Pembahasan tuntas seputar SURURY dan sikap keras dalam berdakwah 
Silakan download audionya-nya pada link berikut:
Download Mp3 (25 Mb)

Sunday, October 20, 2013

Hukum Foto mayat


# HUKUM MENAMPILKAN FOTO MAYAT DAN ORANG-ORANG TERLUKA DARI KAUM MUSLIMIN PALESTINA (SURIAH, MESIR, AFGANISTAN DLL) #



Soal : Pada beberapa seminar/pertemuan ditampilkan penjelasan tentang (gambaran) luka-luka yang diderita oleh kaum muslimin Palestina dan selain mereka. Di situ ditampilkan gambar tentang beberapa kaum muslimin yang terluka dan yang terbunuh, dan kadangkala mereka menampilkan video. Mereka bertujuan (dengan itu) adalah mendorong kaum muslimin untuk bershadaqah menyumbangkan sebagian hartanya kepada saudaranya (yang teraniaya tersebut). Apakah perbuatan seperti ini diperbolehkan ?

Jawab : Perbuatan ini merupakan perbuatan yang tidak pantas. Tidak boleh menampilkan gambar orang yang terluka. Namun, kaum muslimin hendaknya tetap diajak untuk bershadaqah untuk saudaranya dan disampaikan kepadanya bahwa saudaranya tersebut berada dalam keadaan tertindas.

Juga (perlu disampaikan bahwa) mereka dalam keadaan seperti itu akibat ulah kaum Yahudi. Hal tersebut dilakukan oleh mereka tanpa ditampilkannya gambar dan gambar orang-orang yang terluka. Perbuatan itu tidak diperbolehkan karena berkenaan dengan hukum penggunaan gambar (makhluk hidup – yaitu haram). Selain itu juga merupakan perbuatan yang membebani diri (takalluf) pada apa-apa yang tidak diperintahkan Allah ta’ala.

Perbuatan tersebut juga dapat mengurangi/menghilangkan kekuatan kaum muslimin; karena jika kalian menampilkan di hadapan manusia gambar orang muslim yang terluka atau terpotong-potong anggota tubuhnya, maka ini termasuk hal yang menakut-nakuti kaum muslimin dan membuat kaum muslimin takut terhadap perbuat yang dilakukan oleh musuhnya (dari kalangan Yahudi dan Nashara).

Padahal wajib bagi kaum muslimin untuk tidak menampakkan kelemahan, tidak menampakkan musibah (yang menimpa mereka kepada musuh), dan segala sesuatu yang berkaitan dengan ini. Justru mereka harus menyembunyikan semuanya itu hingga tidak memperlemah kekuatan kaum muslimin.

Diambil dari Muhadlarah (Ceramah) yang bertema : At-Tauhid : Miftaahus-Sa’aadati fid-Dunyaa wal-Akhirah (Tauhid, Kunci Kebahagiaan di Dunia dan Akhirat) oleh Asy-Syaikh Shalih bin ’Abdillah Al-Fauzan; dari kitab Al-Ijaabatul-Muhimmah fil-Masyaakilil-Mulimmah.

Saturday, October 19, 2013

Haram Membuka Klinik Ruqyah??

Klinik Ruqyah



Soal: 
Telah dibuka klinik-klinik ruqyah di berbagai tempat, banyak di antara orang-orang yang terjun di dalamnya, tujuan mereka hanyalah untuk mengumpulkan harta. Demikian pula telah terjadi di tempat-tempat ini penyelisihan terhadap syari’at, seperti: Orang yang meruqyah memasukkan perempuan yang akan di ruqyah ke dalam ruangan khusus untuk ruqyah sementara mahram dari perempuan tersebut tinggal di luar, mengurut leher wanita, menyentuh kepala dan sebagian dari tubuh mereka. Demikian pula terjadi pada sebagian dari orang-orang yang meruqyah, mereka menjual obat-obatan yang sebenarnya tidak dibutuhkan oleh pasien, tujuannya hanya sekedar untuk mengumpulkan harta.
Kami mengharapkan dari syaikh kami -hafizhohullah- untuk menjawab soal ini dengan jawaban yang sempurna dan mencukupi, karena masalah ini termasuk perkara yang sudah tersebar luas. Dan kami juga mengharapkan tuntunan dan nasehat kepada mereka (para peruqyah), semoga Allah memberikan balasan pahala kepada anda.

Penyimpangan Ruqyah

Praktek Ruqyah yang Menyimpang

Penulis: Al-Ustadz Abu Muhammad Abdul Mu’thi Al-Medani

Diakui atau tidak, ruqyah memang telah menjadi sebuah komoditi yang menarik. Tak heran, jika hal itu kemudian dijadikan alat untuk kepentingan politik praktis di mana ramai-ramai parpol yang mengaku Islam kemudian menggelar ritual pengobatan gratis. Di sejumlah kota bahkan mulai menjamur dengan apa yang disebut klinik ruqyah. Tak ayal, berbagai kekeliruan pun muncul ketika banyak orang mempraktekkan amalan ini tanpa dilandasi keilmuan yang benar.
Praktek ruqyah yang marak di tengah-tengah kaum muslimin belakangan ini menuntut kita untuk bersikap jeli dan teliti. Karena tak semua praktek ruqyah yang dilakukan sesuai dengan tuntunan Al-Qur`an dan As-Sunnah. Bahkan banyak yang bertentangan dengan kedua wahyu ini. Di satu sisi, mereka melakukan pengobatan dengan mengharap kesembuhan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun di sisi lain, dalam melakukannya mereka melanggar syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini merupakan hal yang sangat bertolak belakang. Bagaimana mungkin mereka menggabungkan pengharapan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pelanggaran terhadap syariat-Nya?
Tak heran, jika banyak orang yang kemudian menjadi rusak hati dan agamanya karena melakukan praktek ruqyah yang menyimpang. Oleh karena itu, barangsiapa ingin melakukan amalan ini dengan mengharap kesembuhan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan juga diridhai oleh-Nya, hendaknya dia mempelajari terlebih dahulu rambu-rambu syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang dibawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang masalah ini.
Setelah sebelumnya membahas ruqyah syar’i, maka dalam kesempatan ini akan dikaji tentang ruqyah yang menyimpang. Sehingga kita tidak mudah tertipu oleh para peruqyah yang membawa berbagai bentuk pelanggaran terhadap syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Apalagi amat disayangkan, sebagian mereka justru membawa label Islam, bergelar ustadz, kyai atau yang lainnya. Ini merupakan tindakan aniaya terhadap Islam dan gelar keilmuan itu sendiri.
Di antara contohnya, yakni menyemarakkan praktek ruqyah dengan tendensi politik tertentu dalam rangka menggalang simpatisan atau kader partai, dan lainnya.
Di antara yang bisa kita sebutkan dari praktek ruqyah yang menyimpang adalah sebagai berikut:

Friday, August 23, 2013

Nasehat Untuk ikhwanul Muslimin


Mengambil pelajaran dari sejarah suatu bangsa dan kisah yang telah berlalu adalah perintah Allah ta’ala kepada kaum mukminin,
قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِكُمْ سُنَنٌ فَسِيرُواْ فِي الأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذَّبِينَ
“Telah lewat sebelum kalian ujian-ujian yang menimpa pengikut para nabi, maka berjalanlah di muka bumi lalu lihatlah bagaimana akibat yang jelek bagi orang-orang yang mendustakan.” [Ali Imron: 137]
Sebetulnya, sejarah yang telah berlalu telah memberikan pelajaran besar bagi umat Islam, bahwa pemberontakan terhadap pemerintah muslim yang zalim hanyalah mendatangkan kemudaratan yang lebih besar dibanding manfaatnya. Namun sayang kelompok bid’ah Ikhwanul Muslimin belum juga mau mengambil pelajaran, mereka korbankan nyawa-nyawa kaum muslimin hanya demi meraih kekuasaan yang terampas dari tangan mereka.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
أن الله تعالى بعث محمدا صلى الله عليه وسلم بصلاح العباد في المعاش والمعاد وأنه أمر بالصلاح ونهى عن الفساد فإذا كان الفعل فيه صلاح وفساد رجحوا الراجح منهما فإذا كان صلاحه أكثر من فساده رجحوا فعله وإن كان فساده أكثر من صلاحه رجحوا تركه فإن الله تعالى بعث رسوله صلى الله عليه وسلم بتحصيل المصالح وتكميلها وتعطيل المفاسد وتقليلها فإذا تولى خليفة من الخلفاء كيزيد وعبد الملك والمنصور وغيرهم فإما أن يقال يجب منعه من الولاية وقتاله حتى يولى غيره كما يفعله من يرى السيف فهذا رأى فاسد فإن مفسدة هذا أعظم من مصلحته وقل من خرج على إمام ذي سلطان إلا كان ما تولد على فعله من الشر أعظم مما تولد من الخير كالذين خرجوا على يزيد بالمدينة وكابن الأشعث الذي خرج على عبد الملك بالعراق وكابن المهلب الذي خرج على ابنه بخراسان وكأبي مسلم صاحب الدعوة الذي خرد عليهم بخراسان أيضا وكالذين خرجوا على المنصور بالمدينة والبصرة وأمثال هؤلاء وغاية هؤلاء إما أن يغلبوا وإما أن يغلبوا ثم يزول ملكهم فلا يكون لهم عاقبة فإن عبد الله بن علي وأبا مسلم هما اللذان قتلا خلقا كثيرا وكلاهما قتله أبو جعفر المنصور وأما أهل الحرة وابن الأشعث وابن المهلب وغيرهم فهزموا وهزم أصحابهم فلا أقاموا دينا ولا أبقوا دنيا والله تعالى لا يأمر بأمر لا يحصل به صلاح الدين ولا صلاح الدنيا وإن كان فاعل ذلك من أولياء الله المتقين ومن أهل الجنة
“Bahwa Allah ta’ala mengutus Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam demi kemaslahatan para hamba di kehidupan dunia dan akhirat, dan bahwa beliau memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari kerusakan, maka apabila dalam satu perbuatan terdapat kebaikan dan kerusakan, hendaklah kaum muslimin mengambil mana yang paling kuat dari keduanya; jika kebaikannya lebih banyak dari kerusakannya, hendaklah mereka melakukannya. Namun apabila kerusakannya lebih banyak dari kebaikannya, hendaklah mereka meninggalkannya, karena sesungguhnya Allah ta’ala mengutus Rasul-Nya shallallahu’alaihi wa sallam untuk menghasilkan kemaslahatan dan menyempurnakannya, serta menghilangkan kemudaratan dan menguranginya.

Tuesday, July 2, 2013

Membongkar Penyimpangan Syaikh DR, Muhammad Al Arifi

Menguak Penyimpangan Pemahaman Sosok Syaikh DR. Muhammad Al Arifi dan Salman Al Audah. 


Menyingkap Kerancuan Seputar Hadist Ketaatan (judul asli)



               Tidak tersembunyi lagi bagi setiap muslim tentang mafsadat yang besar yang di akibatkan oleh pemberontakan kepada penguasa muslim. Sejarah membuktikan bahwa tidak pernah diketahui dari kelompok manapun yang memberontak kepada penguasa melainkan kerusakan yang ditimbulkan oleh pemberontakan tersebut lebih besar dari kerusakan yang dihilangkan.

           Hasil final yang didapatkan oleh para pemberontak adalah adakalanya mereka kalah dan adakalanya mereka menang kemudian hilang kekuasaan mereka tanpa ada bekasnya. Jadi, pemberontakan tidaklah menegaskan agama dan tidak memperbaiki dunia

          Jauh jauh sebelumnya Rasullah telah memerintahkan setiap muslim agar selalu taat kepada para waliyul amri, tidak membatalkan bai’at, sabar atas kecurangan para penguasa, dan sekaligus melarang memerangi para penguasa meskipun mereka melakukan kemungkaran. Begitu pentingnya masalah ini sehingga hampir hampir tidak ada penulis yang menulis tentang aqidah melainkan menuliskan pokok ini dalam kitab kitab mereka.
Akan tetapi sangat disayangkan masih ada orang orang yang menyelisihi hal ini dengan lisan dan perbuatan.
Diantara syubhat-syubhat yang mereka lontarkan untuk menyebarkan keraguan dan kerancuan atas hadist Hudzaifah yang mewajibkan ketaatan setiap muslim terhadap setiap pemimpin yang baik maupun yang dzolim.

Maka memohon pertolongan Allah kali ini akan kami bahas jawaban subhat tersebut dengan banyak mengambil faidah dari situs http://www.islamancient.com/

Friday, May 24, 2013

Malaikat Tertangkap CCTV???

Benarkah malaikat Yang tertangkap di CCTV Masjid Nabawi itu benar???

Soal :
Assalamu'alaykum. Saya baca bahwa di Masjid Nabawi pada Jum'at,tepatnya hari Jum'at, tanggal 7 desember 2012 lalu telah tertangkap kamera CCTV ada sosok putih yang diduga malaikat sedang mendengarkan Khutbah. Meskipun banyak dugaan , saya bertanya:
a. Benarkah di hari Jum'at , Malaikat berada di Pintu masjid mencatat jama'ah yang masuk?
b. Benarkah ada dalil yang membenarkan malaikat mendengar khutbah jum'at?
c. Mungkinkah Malaikat bisa terlihat oleh seorang mukmin?

Syukron atas jawabannya ustadz
Elyardi, kuansiang, riau

Wednesday, February 8, 2012

Ucapan ‘Malaikat Kecilku’ Kepada Anak Wanita


Ucapan ‘Malaikat Kecilku’ Kepada Anak Wanita

Kita biasa mendengarkan seorang ayah atau ibu berkata tentang anak wanitanya dengan mengatakan ‘malaikat kecilku’. Dan tidak jarang kita mendengarkan ucapan ini dari seorang yang beragama Islam.
Akan tetapi tahukah anda bagaimana sebenarnya Islam memandang ucapan seperti di atas?

Berikut penjelasannya secara ringkas:
Menyebut atau memanggil anak wanita dengan ucapan ‘malaikat kecilku’ bukanlah termasuk dari kebiasaan kaum muslimin dari zaman dahulu sampai belakangan, dan sama sekali bukan termasuk dari adab Islam terkhusus dalam perkara memuliakan para malaikat. Karenanya ucapan ini tidak sepatutnya diucapkan oleh seorang muslim.

Dalam artikel ‘Hukum Bernama Dengan Nama Malaikat’ telah kami sebutkan perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hukum menamakan atau menyebut seseorang dengan nama malaikat. Dan di sana kita sebutkan bahwa yang lebih utama adalah menggunakan nama yang lain selain nama malaikat. Maka kalau bernama dengan nama para malaikat saja itu lebih utama ditinggalkan, maka bagaimana lagi jika langsung menyebut seseorang atau anak itu dengan penyebutan ‘malaikat’, maka ini lebih utama untuk dijauhi.

Ditambah lagi, kelihatannya ucapan ‘malaikat kecil’ ini  -wallahu a’lam- berasal dari kebiasaan kaum musyrikin, dimana kebiasaan ini lahir dari aqidah mereka yang rusak terhadap para malaikat. Mereka meyakini bahwasanya para malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah Ta’ala -Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka katakan-. Karenanya mungkin dari akidah kafir ini pulalah, mereka menyifati anak-anak wanita mereka dengan sifat ‘malaikat’, wallahu A’lam. Dan memang jika demikian kenyataannya dan asal-muasalnya, maka mengucapkan ucapan ‘malaikat kecil’ kepada anak, bukan lagi menyangkut masalah adab dan kebiasaan, akan tetapi itu sudah merambah sisi aqidah, yang hukum minimal dari hal tersebut adalah syirik lafzhi.

Adapun dalil-dalil yang menunjukkan bahwa ini adalah aqidah kaum musyrikin adalah sebagai berikut:
Allah Ta’ala berfirman:
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَداً سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ مُّكْرَمُونَ. لَا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُم بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ. يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَى وَهُم مِّنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ
“Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak”, Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu),adalh hamba-hamba yang dimulyakan.mereka itu tidak mendahuluiNya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka (malaikat) dan yang dibelakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai oleh Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepadaNya”. (QS. Al-Anbiya` : 26-28)
Dan Allah Ta’ala berfirman :
فَاسْتَفْتِهِمْ أَلِرَبِّكَ الْبَنَاتُ وَلَهُمُ الْبَنُونَ. أَمْ خَلَقْنَا الْمَلَائِكَةَ إِنَاثاً وَهُمْ شَاهِدُونَ. أَلَا إِنَّهُم مِّنْ إِفْكِهِمْ لَيَقُولُونَ. وَلَدَ اللَّهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ. أَصْطَفَى الْبَنَاتِ عَلَى الْبَنِينَ. مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ. أَفَلَا تَذَكَّرُونَ. أَمْ لَكُمْ سُلْطَانٌ مُّبِينٌ. فَأْتُوا بِكِتَابِكُمْ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
“Tanyakanlah (ya Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah): “Apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak laki-laki, atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan (nya)? Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan: “Allah beranak”. Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta. Apakah Tuhan memilih (mengutamakan) anak-anak perempuan daripada anak laki-laki? Apakah yang terjadi padamu? Bagaimana (caranya) kamu menetapkan? Apakah yang terjadi padamu? Bagaimana (caranya) kamu menetapkan? Maka apakah kamu tidak memikirkan? Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata? Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar.” (QS. Ash-Shaffat : 149-157)
Dan ayat-ayat lain yang semakna dengannya.

Karenanya apapun keadaannya, sangat tidak pantas -atau bahkan merupakan syirik ashghar- jika seseorang menyifati orang lain atau anaknya dengan ucapan ‘malaikat’. Bahkan jika ucapan tersebut mengantarkan orang yang mengucapkannya kepada aqidah kaum musyrikin di atas, maka jelas dia telah terjatuh ke dalam syirik akbar yang mengeluarkan dia dari Islam, wal ‘iyadzu billah.
Demikian penjelasan ringkas mengenai masalah ini, wallahu Ta’ala A’la wa A’lam.



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...